Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 17:09 WIB | Jumat, 29 Januari 2016

Menkeu: Realisasi Defisit APBN-P 2015 Turun Jadi 2,56%

Menteri Keuangan RI, Bambang P.S. Brodjonegoro. (Foto: kemenkeu.go.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Berdasarkan data terkini Kementerian Keuangan, realisasi defisit dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015 per 22 Januari 2016 adalah sebesar Rp 292,1 triliun atau 2,56 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Realisasi ini tercatat lebih rendah jika dibandingkan realisasi defisit per 31 Desember 2015 yang mencapai 2,8 persen dari PDB.

Menteri Keuangan, Bambang P.S. Brodjonegoro, mengungkapkan penurunan persentase defisit anggaran terhadap PDB tersebut terjadi karena karena adanya peningkatan pendapatan negara dan penurunan belanja pemerintah pusat, di samping adanya penyesuaian PDB nominal.

Lebih lanjut Menkeu mengungkapkan, peningkatan pada pendapatan negara tersebut  disebabkan oleh pertama, adanya tambahan pajak atas revaluasi aset sebesar Rp3 triliun yang belum tercatat pada 31 Desember 2015. Kedua, adanya tambahan Pajak Penghasilan (PPh) Badan sebesar Rp2 triliun.

“Kemudian ada pengesahan penerimaan hibah, besarnya Rp 7 triliun serta ada pengesahan PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak) lainnya dan dari BLU (Badan Layanan Umum),” kata Menkeu dalam konferensi pers terkait realisasi sementara APBN-P 2015 di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Jakarta pada hari Rabu (27/1).

Di sisi lain, lanjutnya, meskipun belanja kementerian/lembaga (K/L) mengalami peningkatan Rp 400 miliar karena adanya belanja yang bersifat pencatatan, tetapi belanja non-K/L mengalami penurunan cukup signifikan.

Penurunan pada belanja non-K/L tersebut antara lain terjadi pada realisasi belanja pegawai yang tercatat lebih rendah Rp 6,6 triliun. “(Hal ini) terutama berasal dari pembayaran pensiun dan kontribusi pemerintah yang diselesaikan dengan cara bridging,” jelasnya.

Kedua, realisasi subsidi nonenergi tercatat lebih rendah Rp 1,8 triliun, yang antara lain berasal dari realisasi subsidi pupuk yang lebih rendah dari seharusnya. Ketiga, realisasi belanja hibah yang lebih rendah Rp 1,3 triliun. “Serta ada belanja lain-lain yang tidak terealisir sebesar Rp 4,1 triliun,” tambahnya. (kemenkeu.go.id)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home