Loading...
DUNIA
Penulis: Eben E. Siadari 19:07 WIB | Selasa, 06 Oktober 2015

Merkel Favorit Menangi Nobel Perdamaian 2015 Jumat Ini

Kanselir Jerman, Angela Merkel, diunggulkan untuk memenangi Nobel Perdamaian 2015 yang akan diumumkan pada hari Jumat (9/10/2015) di Oslo, Norwegia. (Foto: DPA)

OSLO, SATUHARAPAN.COM - Kanselir Jerman, Angela Merkel, menjadi tokoh favorit untuk memenangi hadiah Nobel untuk bidang perdamaian tahun ini, berkat kebijakan pintu terbukanya menerima pengungsi dari Suriah.

Aktivis perdamaian Norwegia yang banyak didengar pendapatnya dalam memperkirakan pemenang nobel, Kristian Berg Harviken, mengatakan Merkel mengambil keputusan terpuji ketika memberikan suaka di Jerman bagi pengungsi yang melarikan diri dari perang di Suriah dan Irak. Direktur Insitut Riset Perdamaian, Oslo, itu mengatakan langkah itu menempatkan dirinya di tempat teratas daftar calon pemenang Nobel di Komite Nobel.

"Ketika banyak orang mengelak mengambil tanggung jawab, Merkel telah menunjukkan kepemimpinan sejati dan mengatasi politik, mengambil pendekatan yang manusiawi dalam situasi yang sulit," kata Harpviken, dalam tulisan yang dilansir oleh situs lembaganya.

"Merkel mungkin tidak menyamai altruistik-nya Ibu Theresa, dan sikapnya telah ditentang dalam beberapa pekan terakhir, tapi respon kolektif Eropa untuk situasi saat ini dan penanganan migran dan pengungsi di masa depan, tidak terpikirkan tanpa Merkel berada di puncak kepemimpinan," tulis dia, sebagaimana dikutip oleh Handelsblatt, yang menurunkan tulisan panjang tentang ini dengan judul  Insider: Merkel Favorite for Nobel Prize, 5 Oktober.

Lembaga ini adalah salah satu dari banyak kelompok, individu, dan mantan pemenang Nobel yang memiliki hak untuk mengajukan nominasi pemenang Nobel Perdamaian. Pemenangnya direncanakan akan diumumkan pada hari Jumat (9/10). Meskipun lembaga yang dipimpin Harpviken secara teratur berkomentar mengenai proses nominasi Nobel, lembaga tersebut tidak membuat rekomendasi formal kepada  panitia pemilihan penerima penghargaan.

Harpviken juga bukan salah satu  dari lima anggota Komite Nobel Norwegia, yang akan memutuskan dan mengumumkan pemenang Hadiah Perdamaian tahun ini. Tapi seorang peneliti senior di lembaga yang dipimpinnya, yaitu Henrik Syse, merupakan satu dari lima anggota voting di Komite Nobel.

Awal tahun ini, komite Nobel mengatakan sedang mempertimbangkan 273 orang yang telah dinominasikan untuk Nobel perdamaian.
 
Nobel Perdamaian tahun lalu diberikan bersama-sama kepada Kailash Satyarthi, advokat hak anak dari India, dan untuk Malala Yousafzai, seorang aktivis Pakistan untuk pendidikan perempuan,dan selamat dari upaya pembunuhan.

Ketika itu, Harpviken memasukkan nama Yousafzai sebagai salah satu dari  lima orang yang dianggap favorit untuk memenangkan Nobel Perdamaian, namun nama Satyarthi saat itu tidak termasuk dalam daftarnya.

Keputusan  Merkel untuk memberikan suaka bagi pengungsi Suriah telah memenangkan pujian di luar negeri tapi menjadi isu kontroversial di dalam negerinya. Dukungan politiknya telah merosot di tengah gelombang pengungsi yang terus meningkat, dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Secara resmi, pemerintah Jerman mengharapkan 1 juta pengungsi akan masuk Jerman tahun ini. Pada hari Senin, Bild melaporkan bahwa pihak berwenang bahkan mungkin mengharapkan 1,5 juta pencari suaka tahun ini. Koran terlaris Jerman itu  mengutip perkiraan internal pemerintah yang mengatakan  pihak berwenang menyakini satu juta orang akan masuk ke Jerman dalam kuartal pertama saja.

"Tingginya angka  pencari suaka menjadi risiko dan beban ekstrim untuk negara bagian dan kota," kata laporan itu, menurut Bild.

Masalah pengungsi telah memecah politik Jerman dan koalisi politik konservatif yang dipimpin oleh Merkel sendiri. Partai Uni Sosial Kristen, yang merupakan "saudara paling dekat" dari PartaiUni Demokratik Kristen (CDU) pimpinan Merkel, mendesak dia menarik kebijakannya mengenai pengungsi.

Pada perayaan ulang tahun ke-25 reunifikasi bekas Jerman Timur dan Barat, apda hari Sabtu lalu, presiden Jerman, Joachim Gauck, memuji kebijakan Merkel tetapi mengakui bahwa kemampuan negara untuk mengasimilasi pengungsi terbatas.

Michael Wohlgemuth, kepala kantor Open Eropa untuk Berlin, sebuah lembaga tangki pemikir yang melobi untuk reformasi imigrasi di Uni Eropa, mengatakan  September lalu bahwa kesempatan  Merkel untuk memenangkan Nobel Perdamaian tercederai oleh sikap kerasnya selama perundingan paket penyelamatan ekonomi Yunani.

"Saya tidak percaya dia bisa mendapatkan hadiah Nobel, karena sikap dia di Yunani, '' kata  Wohlgemuth pada saat itu. "Saya tidak berpikir dia akan memenangkan hadiah Nobel; itu akan menjadi kejutan besar, '' kata Mr Wohlgemuth.

"Meskipun demikian, Obama (pernah) memenanginya, sehingga apa pun bisa terjadi."

Selain Kanselir Jerman, Harpviken mengatakan tahun ini favorit lainnya untuk memenangkan Nobel Perdamaian adalah Juan Manuel Santos, presiden Kolombia, dan Timoleon Jiménez, seorang pemimpin pemberontak FARC negara itu; Dmitry Muratov, pemimpin redaksi Novaya Gazeta, surat kabar independen Rusia, beserta staf redaksi; Asosiasi Pasal 9 Jepang, kelompok yang mendorong negara itu untuk menahan diri untuk membenci orang asing, dan tiga aktivis yang melawan kekerasan seksual di Republik Demokratik Kongo, Jeanne Nacatche Banyere, Jeannette Kahindo Bindu dan Dr. Denis Mukwege
 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home