Loading...
DUNIA
Penulis: Bayu Probo 15:16 WIB | Selasa, 07 Oktober 2014

Milisi Kristen Minta Presiden Afteng Mundur

Kekerasan antaretnis dan kelompok agama yang terus berlanjut di Republik Afrika Tengah. (Foto: Ist)

BANGUI, SATUHARAPAN.COM – Milisi antibalaka yang didominasi umat Kristen di Republik Afrika Tengah meminta Presiden Catherine Samba Panza mengundurkan diri dan meminta anggotanya keluar dari pemerintah transisi, kata salah satu kepala milisi kepada AFP, Senin (6/10).

Ultimatum 48 jam untuk sang presiden dikeluarkan setelah sebuah media melaporkan bahwa dana bantuan Angola sebesar 10 juta dolar AS (sekitar Rp 122,14 miliar) telah dicuri.

“Koordinator gerakan antibalaka menilai bahwa otoritas transisi tidak lagi meyakinkan dan meminta semua perwakilan dalam pemerintahan dan kabinet perdana menteri untuk mengundurkan diri,” kata Patrice Edouard Ngaissona, koordinator nasional, kepada AFP.

Republik Afrika Tengah, negara miskin bekas koloni Prancis, pecah akibat beberapa kudeta, kerusuhan dan kesalahan pengaturan sejak mendapat kemerdekaan.

“Gerakan antibalaka memberi waktu 48 jam (kepada Presiden Samba Panza) untuk mundur,” sang koordinator menambahkan tanpa memberi keterangan spesifik kapan batas waktu berakhir.

Presiden Samba Panza yang ditunjuk pada Januari membantah memindahkan dana Angola. Dia mendapat kesulitan membawa perdamaian ke negaranya serta mengobati luka yang terjadi akibat pertumpahan darah. 

Artikel terkait konflik di Afrika Tengah dapat Anda baca di:


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home