Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 06:56 WIB | Sabtu, 03 Oktober 2020

Pasukan Azerbaijan Serang kota Utama Kharabakh, Melukai Banyak Orang

Petugas medis memindahkan Allan Kaval, reporter harian Prancis, “Le Monde”, ke helikopter medis untuk dipindahkan ke bandar udara di Yerevan, Armenia, hari Jumat (2/10). (Foto: AP)

YEREVAN, SATUHARAPAN.COM-Pasukan Azerbaijan pada hari Jumat (2/9) menyerang Stepanakert, kota utama di wilayah NagornO Karabakh yang memisahkan diri dari Azerbaijan, melukai "banyak" orang, kata seorang pejabat Armenia saat pertempuran berkecamuk di hari keenam.

Dua negara bertetangga dikawasan Kaukasus itu telah terjebak dalam konflik yang membara selama beberapa dekade di wilayah tersebut, dan pertempuran baru yang meletus pada hari Minggu (27/9) telah menjadi yang terkeras dalam beberapa dekade.

"Ada banyak yang terluka di antara penduduk sipil (Stepanakert), infrastruktur sipil rusak," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Armenia, Artsrun Hovhannisyan, di akun Facebook tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Wartawan AFP di lapangan mendengar beberapa ledakan di kota itu saat sirene pertahanan sipil dibunyikan. Pemerintah separatis di Stepanakert mengatakan pasukan Azerbaijan menghancurkan jembatan yang menghubungkan Armenia ke Karabakh.

Kedua belah pihak saling menuduh yang memulai permusuhan baru-baru ini dan telah menolak kemungkinan pembicaraan damai.

Dalam seruan bersama pada hari Kamis (1/10), Presiden Rusia, Vladimir Putin, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mendesak kedua belah pihak untuk kembali ke negosiasi yang bertujuan untuk menyelesaikan perselisihan yang telah lama terjadi.

Kementerian Luar Negeri Armenia mengatakan pada hari Jumat (2/9) bahwa Yerevan "siap untuk terlibat" dengan Prancis, Rusia, dan Amerika Serikat, yang bersama-sama mengetuai kelompok mediator OSCE untuk konflik tersebut, "untuk membangun kembali rezim gencatan senjata."

Hampir 200 orang telah dipastikan tewas sejak hari Minggu, termasuk lebih dari 30 warga sipil, dan ada kekhawatiran pertempuran itu meluas menjadi perang multi front habis-habisan yang dapat menyedot kekuatan regional Turki dan Rusia.

Armenia dan Karabakh mengumumkan darurat militer dan mobilisasi militer pada hari Minggu, sementara Azerbaijan memberlakukan aturan militer dan jam malam di kota-kota besar.

Pembicaraan untuk menyelesaikan konflik sebagian besar terhenti sejak perjanjian gencatan senjata tahun 1994. (AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home