Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 11:42 WIB | Selasa, 27 Oktober 2015

PBB : Daging Olahan Dapat Menyebabkan Kanker

Ilustrasi makanan daging olahan. (Foto: .sigmalive.com)

NEW YORK, SATUHARAPAN.COM  -  "Makan daging olahan, dapat menyebabkan kanker usus pada manusia,  sementara mengkonsumsi daging merah adalah kemungkinan menjadi penyebab penyakit," kata para ahli  pada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada hari Senin (26/10), dalam temuan yang bisa mempertajam perdebatan tentang manfaat dari diet berbasis daging.

Lembaga penelitian kanker Internasional  bagian dari WHO yang berbasis di Prancis, menempatkan daging olahan seperti hot dog dan ham --termasuk kelompok, tembakau, asbes dan asap diesel -- yang memiliki "cukup bukti " sebagai makanan yang menyebabkan kanker.

"Untuk seorang individu, risiko menderita kanker kolorektal (usus), karena konsumsi daging olahan tetap kecil, tapi risiko ini makin meningkat dengan jumlah daging yang dikonsumsi," kata Dr Kurt Straif dari IARC dalam sebuah pernyataan.

Daging merah, termasuk daging sapi, domba dan babi, diklasifikasikan sebagai "kemungkinan" karsinogen dalam daftar 2A yakni kelompok yang juga berisi glifosat, bahan aktif yang banyak mengandung racun yang menyebabkan kematian.

Klasifikasi lebih rendah untuk daging merah, hal ini tampak dari bukti yang masih terbatas sebagai penyebab kanker.

IARC menemukan hubungan terutama dengan kanker usus, seperti yang terdapat pada daging olahan,  selain itu mereka juga mengamati hubungannya dengan penyebab kanker pankreas dan prostat.

Lembaga yang telah menemukan hubungan daging olahan dengan kanker usus, melanjutkan  pertemuan para ahli kesehatan di Prancis awal bulan ini, memperkirakan setiap bagian 50 gram daging olahan  yang dimakan setiap hari, dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal sebesar 18 persen.

IARC meneliti daging olahan untuk pertama kalinya dalam studinya, namun tidak membandingkan tingkat risiko kanker, yang berhubungan dengan produk dalam kategori tertentu, sehingga tidak menyarankan makan daging sama berbahayanya dengan merokok.

Kebijakan kesehatan di beberapa negara, sudah menyerukan konsumen untuk membatasi asupan daging merah dan olahan, tetapi IARC mengatakan, saran tersebut kepada konsumen dalam kasus-kasus tertentu difokuskan pada penyakit jantung dan obesitas.

Penyusunan laporan IARC ini telah mendorong reaksi kuat dari kelompok industri daging, yang berpendapat bahwa daging merupakan bagian dari diet seimbang, dan penilaian risiko kanker dilihat dari konteks yang lebih luas yakni faktor lingkungan dan gaya hidup.

IARC tidak membuat rekomendasi kebijakan yang khusus. Global Burden of Disease, sebuah konsorsium internasional terdiri lebih dari 1.000 peneliti telah  meneliti lebih dari  34.000 kematian akibat kanker per tahun di seluruh dunia, yang disebabkan oleh mengkonsumsi daging olahan.

“Hal ini dibandingkan dengan sekitar 1 juta kematian akibat kanker per tahun secara global akibat merokok tembakau, 600.000 tahun karena konsumsi alkohol, dan lebih dari 200.000 setiap tahun karena polusi udara, “ katanya.

Jika hubungan antara kanker dengan daging merah disahkan, konsumsi daging merah bisa bertanggung jawab untuk 50.000 kematian per tahun di seluruh dunia, menurut Global Burden of Disease Project. (cnbc.com)

 

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home