Loading...
BUDAYA
Penulis: Eben E. Siadari 11:01 WIB | Sabtu, 10 Oktober 2015

Surat Terakhir Jackie Collins: Kanker Payudara Bukan Vonis Mati

Jackie Collins (Foto: dailymail.co.uk)

LOS ANGELES, SATUHARAPAN.COM - Tiga pekan setelah kematian Jackie Collins yang tiba-tiba pada usia 77 tahun, situs resminya melansir apa yang disebut sebagai suratnya yang terakhir kepada para penggemarnya. Semasa hidup, Collins adalah penulis novel laris, yang sebagian besar isinya menggambarkan kehidupan romansa kalangan selebiriti Hollywood.

Dalam surat perpisahan yang menyentuh itu, Collins mendesak penggemarnya untuk rajin memeriksakan diri untuk memastikan apakah mengidap kanker payudara, penyakit yang merenggut nyawanya, tetapi dirahasiakannya sampai maut menjemputnya.

Kendati surat singkat itu bernada suram, pesan-pesannya penuh semangat untuk menegaskan bahwa mengidap kanker bukan berarti vonis mati. Ia mengatakan penderita kanker tetap dapat hidup dan menikmati hidup sepenuhnya, seperti yang ia lakukan hingga ia mencapai usia 70-an tahun.

Ia berpesan agar penggemarnya menikmati setiap waktu yang masih mereka miliki dan jangan membuang-buang momen itu.

"Seperti Anda mungkin telah mendengar baru-baru ini, saya mengungkapkankan bahwa saya telah HIDUP sepenuh-penuhnya ketika berada dalam stadiun ke-empat kanker payudara dalam enam setengah tahun terakhir ini," kata dia, sambil mengingatkan bahwa bulan Oktober adalah Bulan Kesadaran Kanker Payudara.

"Deteksi dini dapat menyelamatkan nyawa! Dapatkan mammogram secara teratur, dan/atau memberitahu orang yang Anda cintai juga. Mammogram berbiaya rendah atau gratis banyak ditawarkan melalui berbagai program nasional dan organisasi masyarakat. Carilah informasinya, "lanjutnya, sebagaimana dikutip oleh dailymail.co.uk.

"Bahkan jika Anda telah menjalani screening, dan Anda memiliki firasat bahwa sesuatu dalam tubuh Anda tidak berfungsi, carilah opini kedua."

Kanker "tidak harus menjadi hukuman mati! Anda, atau seseorang yang Anda cintai, tetap bisa hidup dan menjalani kehidupan yang luar biasa."

"Jadilah orang baik dan bersyukur. Jangan pernah meremehkan kekuatan pikiran Anda. Peluklah apa yang Anda cintai, dan hidupilah hidup sepenuhnya, karena besok tidak menjanjikan apa pun kepada kita masing-masing.

"Apapun yang Anda derita atau perjuangkan dalam hidup, jangan biarkan itu mengubah Anda jadi korban, jadikan perjuangan Anda mengubah Anda jadi pahlawan bagi orang lain."

Dalam suratnya, ia berjanji akan menyumbangkan 20 persen dari penjualan bukunya untuk amal. Collins juga meminta penggemarnya untuk terus mengomentari akun instagram miliknya, Facebook maupun Twitter.

"Anda tahu, saya suka mendengar dari Anda," tulisnya.

Dalam posting yang mengungkapkan surat terakhir Collins, tim situsnya mengatakan bahwa bahwa Collins, sebagaimana ia memegang rahasia kalangan selebriti Hollywood sendirian sepanjang hidupnya, ia juga merahasiakan diagnosis kesehatannya secara rapat --ia hanya menceritakannya kepada tiga putrinya, bahkan ia tidak mengizinkan kakanya, Joan Collins (80 tahun, penyanyi) mengetahuinya, sampai dua pekan sebelum kematiannya.

"Jackie memutuskan untuk menjalani hidupnya secara penuh tanpa batas," tim situsnya berkata. "Dia menulis tentang perempuan yang kuat, karena dia memang perempuan kuat, dan percaya bahwa perempuan dapat melakukan apa saja....Dan dia memang melakukannya."

Jackie Collins meninggal 19 September lalu. Penulis kelahiran Inggris ini meninggal di Los Angeles tempatnya bermukim selama ini. Sebagai penulis, ia mempertahankan produktivitasnya selama empat dekade lebih dan berhasil menjual lebih dari 500 juta buku di 40 negara. Novel pertamanya, The World is Full of Married Men, dipublikasikan pada 1968 dan laris tetapi diwarnai banyak  skandal. Novel itu dilarang di Australia dan disebutkan "menjijikkan" oleh penulis novel romantis Barbara Cartland.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home