Loading...
EKONOMI
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 12:52 WIB | Sabtu, 16 Mei 2015

Pengamat: Swasembada Beras Hanya Retorika Belaka

Buruh tani merontokkan bulir padi usai panen di persawahan kawasan Sempidi, Kabupaten Badung, Bali, 23 Maret. (Foto: Dok.satuharapan.com/Antara)

DENPASAR, SATUHARAPAN.COM – Pengamat pertanian Dr Gede Sedana menganggap kebijakan pemerintah soal impor beras sangat melukai hati para petani.

"Kondisi itu mencerminkan revitalisasi pertanian untuk mewujudkan swasembada beras yang dicanangkan Presiden tampaknya hanya sekadar retorika belaka," kata Dekan Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra, Denpasar itu, Sabtu (16/5).

Menurut dia, hingga saat ini kebijakan pemerintah belum berpihak kepada para petani. Oleh sebab itu, impor beras bertolak belakang dengan semangat revitalisasi pertanian.

"Petani sangat dirugikan dengan impor beras karena merusak pasar beras di dalam negeri sekaligus menurunkan pendapatan petani," ujarnya.

Gede Sedana mengingatkan pemerintah, membuka keran impor beras harus dengan perhitungan yang matang dan sedapat mungkin tidak menimbulkan dampak buruk dalam negeri.

"Bisa saja sangat dimungkinkan terjadinya ketidakbenaran dalam menghitung produksi gabah dan beras dalam negeri, termasuk kebutuhan atau konsumsi penduduk. Ini berarti juga di Indonesia belum tersedia database perberasan yang memberikan informasi faktual mengenai produksi, produktivitas, dan konsumsi di setiap daerah di Indonesia," ujar Gede Sedana.

Ia menyadari, dengan tidak tersedianya database tentang persediaan pangan di setiap daerah di Tanah Air dapat memungkinkan terjadi kesalahan perhitungan.

"Dengan demikian terjadi kekeliruan terhadap kebijakan yang berpihak kepada petani belum dilakukan secara maksimal, akibat kelemahan menyangkut subsidi pupuk, dukungan benih, irigasi, pasar desa, tenaga penyuluh, dan sarana prasarana lain," ujarnya.

Sekarang tidak ada wadah kelembagaan dan kebijakan untuk memenuhi kebutuhan petani dalam memproduksi beras.

"Ini menunjukkan pemerintah lemah dalam hal kebijakan pertanian, meskipun sudah ada wacana revitalisasi pertanian," ujar Gede Sedana.

Meskipun kebijakan revitalisasi pertanian tidak dikerjakan oleh pemerintah, wujud kebijakan dasar tersebut harus ada dari pemerintah. (Ant)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home