Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 09:55 WIB | Jumat, 22 Januari 2016

Program Penanggulangan Pandemi Diluncurkan di Afrika Timur

Ilustrasi: Virus Ebola. (Foto: voaindonesia.com)

NAIROBI, SATUHARAPAN.COM - Berawal pada tahun 2014, Afrika Barat mengalami perebakan ebola terbesar dalam sejarah yang berdampak pada negara-negara di luar kawasan itu.

Perebakan itu menyadarkan seluruh dunia akan ancaman pandemi global. Tapi ebola bukan satu-satunya penyakit yang disebabkan oleh penyebaran virus antarbinatang dan manusia.

Seiring dengan terus bertambahnya populasi dunia dan permintaan pangan, ancaman-ancaman penyakit lain juga meningkat. Nairobi meluncurkan program baru untuk membantu mencegah dan menanggulangi penyakit-penyakit itu.

Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), dan Badan Pembangunan Internasional Amerika (USAID) pada hari Selasa (19/1) di Nairobi, meluncurkan program untuk mencegah ancaman-ancaman baru pandemi yang akan membantu mendeteksi, mencegah, dan mengatasi penyakit-penyakit hewan yang bisa ditularkan kepada manusia.

Subhash Morzaria adalah koordinator global program Program Pencegahan dan Penanggulangan Ancaman Pandemi (EPT-2 FAO). Ia mengatakan penyakit-penyakit itu bisa ditularkan lewat udara atau dengan menyentuh cairan atau bahan-bahan yang terinfeksi.

Ia mengatakan, "Penularan dengan cara apa pun, jika penyakit-penyakit menular itu bertahan dalam populasi hewan, kita berisiko terkena penyakit yang berpotensi menjadi pandemi dan kematian pada manusia serta hewan."

Ebola, hanya salah satu dari sejumlah penyakit yang berasal dari hewan. Penyakit lainnya termasuk HIV/AIDS, flu, termasuk yang umum dikenal sebagai flu burung, SARS, MERS-CoV, Marburg, dan Nipah.

Menurut Pusat Pencegahan dan Pengawasan Penyakit Amerika (CDC), sekitar enam dari 10 penyakit menular pada manusia berasal dari binatang. Dan, populasi manusia terus bertambah.

PBB memproyeksikan, populasi dunia 7,3 miliar orang sekarang ini akan mencapai 9,7 miliar pada tahun 2050. Peningkatan cepat jumlah manusia berarti permintaan akan pangan juga akan meningkat.

Direktur Layanan Hewan Kenya, Dr Kisa Juma Ngeiywa, menambahkan, virus-virus baru bisa menyebar, bahkan lebih jauh lagi dalam masyarakat sekarang yang mudah berpindah-pindah.

Pada bulan Oktober, Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat, mengumumkan pendanaan baru untuk program ini sebesar 87 juta dolar (Rp 1,2 triliun).

Dana itu, akan digunakan untuk membantu pemerintah dan layanan hewan untuk memahami lebih baik lagi sistem peternakan, termasuk bahaya pertumbuhan yang pesat dan membantu melakukan pemantauan proaktif serta mengenali virus-virus yang ada sekarang dan yang berpotensi menjadi virus. (voaindonesia.com)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home