Loading...
HAM
Penulis: Sabar Subekti 10:04 WIB | Rabu, 30 Oktober 2019

Resolusi AS: Pembunuhan Armenia Oleh Ottoman Sebagai Genosida

Sebuah demonstrasi digelar di berbagai kota, ketika memperingati 100 tahun genosida Armenia oleh Kekaisaran Ottoman Turki. (Foto: dok. Ist)

WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM- Kongres Amerika Serikat mengakui pembunuhan massal terhadap orang Armenia seabad lalu oleh kekaisaran Ottoman Turki sebagai genosida. Sebanyak 405 suara mendukung, dan hanya 11 yang menolak untuk resolusi itu.

Resolusi yang dibuat hari Selasa (29/10) itu mengakui pembantaian pada tahun 1915-1923 terhadap sekitar 1,5 juta orang Armenia sebagai genosida. Ini ditujukan sebagai teguran keras terhadap pemerintah Turki, negara setelah Kekaisaran Ottoman, dan presidennya, Recep Tayyip Erdogan.

Erdogan telah lama melobi untuk menentang hal tersebut. Dan Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, mengecam langkah tersebut dengan mengatakan keputusan itu "batal demi hukum," seperti diberitakan Daily Sabah.

Dalam sebuah tweet, Cavusoglu mengatakan Turki telah menggagalkan "pertandingan besar" dengan ofensifnya ke Suriah timur laut dan bahwa langkah oleh Kongres AS bertujuan untuk membalas dendam.

Resolusi AS itu muncul bersamaan dengan hari nasional Turki pada hari Selasa untuk memperingati 96 tahun republik itu.

"Pemungutan suara ini mengirimkan pesan yang jelas kepada Erdogan bahwa Amerika tidak akan lagi menutup mata terhadap kekejaman Ankara. Ini terutama tepat waktu hari ini, karena Turki melakukan kejahatan baru terhadap sekutu-sekutu Kurdi kami dan warga sipil Kristen dan Yazidi yang berisiko di seluruh Suriah utara,” kata Aram Hamparian, Direktur Eksekutif Komite Nasional Amerika Armenia (ANCA) dalam sebuah pernyataan siaran pers, seperti dikutip Al Arabiya.

Menurut laporan Reuters, sifat dan skala pembunuhan terhadap Armenia itu sangat kontroversial hampir seabad setelah itu terjadi. Turki menerima bahwa banyak orang Armenia tewas dalam pertempuran partisan yang dimulai pada tahun 1915, tetapi menyangkal bahwa hingga 1,5 juta orang terbunuh. Turki juga menolak bahwa itu merupakan tindakan genosida, istilah yang digunakan oleh banyak sejarawan Barat dan parlemen asing.

Barack Obama, mantan presiden AS, dikritik pada tahun 2015, karena berhenti menyebut pembantaian Armenia tahun 1915 sebagai genosida. Hal itu memicu kemarahan dan kekecewaan dari mereka yang telah mendorongnya untuk memenuhi janji kampanye dan menggunakan istilah yang penuh maksud politik, pada peringatan pembunuhan genosida itu pada bulan April tahun tersebut.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home