Loading...
DUNIA
Penulis: Prasasta Widiadi 11:09 WIB | Minggu, 08 November 2015

RRT akan Tindak Tegas Pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual

Ilustrasi: Peretas data. (Foto: scmp.com).

BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok (RRT) akan melakukan lebih dari pelanggaran hak kekayaan intelektual dan pemalsuan dalam perdagangan elektronik (e-commerce).

Menurut surat edaran yang dikeluarkan oleh Kantor Dewan Umum Negara RRT seperti diberitakan Xinhua, hari Sabtu (7/11), pemerintah akan membutuhkan waktu sekitar tiga tahun  untuk "secara efektif mengekang" praktik perdagangan gelap yang meningkat.

“Selain itu pemerintah tetap melakukan pengawasan, pengaturan oleh industri dan partisipasi publik akan membawa perkembangan yang sehat untuk e-commerce,” sebut pernyataan pemerintah tersebut.

Pemerintah akan menggencarkan perang melawan perebutan hak cipta di berbagai bidang.

“Akan ada kampanye di bidang pertanian, makanan, obat-obatan, kosmetik, peralatan medis, produk listrik, suku cadang mobil serta bahan dekorasi rumah,” menurut pernyataan Kantor Dewan Umum Negara.

Dalam pernyataan itu apabila terdapat pelanggaran dari aturan terhadap keamanan internet dan jaringan, maka akan ada hukuman yang diatur dalam undang-undang.

“Penyedia internet didesak untuk bekerja sama dengan pihak berwenang,” lanjut pernyataan tersebut.

Guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan saat melakukan transaksi perdagangan elektronik dan pendaftaran hak kekayaan intelektual, pemerintah Tiongkok mencanangkan kepada warga apabila berselancar dan berkomunikasi di media sosial harus menggunakan nama dan identitas asli. 

Masalah Pembobolan Data

Masalah pembobolan data perdagangan telah menjadi problem yang sangat serius di Tiongkok, masalah ini  telah berlangsung sejak lama. Pada 2006, Kementerian Perdagangan Amerika Serikat mengakui adanya serangan berat ke komputer-komputernya. Pelakunya diduga para hacker yang melancarkan serangan dari server-server Tiongkok.

Menurut juru bicara Biro Industri dan Sekuritas Amerika Serikat kala itu, Richard Mills mengatakan peretasan tersebut berdampak kepada biro yang bertanggung jawab mengeluarkan izin ekspor terpaksa harus kehilangan akses internet selama lebih dari sebulan.

“Ratusan komputer harus diganti demi mensterilkan departemen tersebut dari program pengganggu seperti rootkit dan spyware. Serangan tersebut menyasar ke komputer-komputer Bureau of Industry and Security (BIS), yang ada di bawah Departemen Perdagangan yang bertanggung jawab untuk mengeluarkan izin ekspor,” kata Mills seperti diberitakan Washington Post.

Pemerintah Tiongkok pada hari Kamis (5/11)  meluncurkan platform e-commerce nasional yang khusus menjangkau  daerah pedesaan melalui penyediaan dan penjualan produk pertanian.

Layanan yang didirikan oleh Federasi Pasokan dan Pemasaran, www.gxyj.com, layanan ini bertujuan untuk mencocokkan penawaran dan permintaan produk konsumen sehari-hari, dan bahan produksi pertanian.  

Wang Zhengwei, ketua China Co-op E-commerce Ltd menjelaskan bahwa konsumen dapat melakukan transaksi perdagangan online dan menggunakan layanan mulai dari pembayaran untuk logistik dan sertifikasi mutu secara online.  

“Platform e-commerce membentuk zona khusus untuk khusus memproduksi dan produk penjualan langsung untuk menawarkan nyaman, aman dan kualitas layanan belanja online untuk pengguna pedesaan dan perkotaan,” Zhengwei menjelaskan. (xinhuanet.com./ washingtonpost.com).

Ikuti berita kami di Facebook

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home