Loading...
SAINS
Penulis: Reporter Satuharapan 08:28 WIB | Senin, 14 November 2016

Sekjen Kemenag Resmikan Program 100 Doktor Pendidikan Agama Buddha

Ilustrasi: Lokakarya penyusunan bahan ajar pendidikan Agama Buddha di NTB, tahun 2006. (Foto: kemenag.go.id)

SATUHARAPAN.COM - Peresmian program doktor untuk pendidikan agama Buddha digelar di sela agenda International Association of Theravada Buddhist Universities (ATBU) Conference, di Hotel Grand Artos, Magelang, Jumat akhir pekan lalu. Seperti disampaikan panitia Budi Utomo Ditthi Sampanno MA, program itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di kalangan pendidikan tinggi agama Buddha di Indonesia.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenag Nur Syam, sekaligus sebagai Plt Dirjen Bimas Buddha, menyampaikan apreasiasi  Indonesia menjadi tuan rumah kegiatan ATBU karena kegiatan itu dapat mewujudkan kejayaan pendidikan agama Buddha seperti terefleksikan pada masa Kerajaan Sriwijaya.  “Program 100 doktor ini memiliki jangka waktu selama lima tahun ke depan. Kami akan mengirim 20 orang untuk menempuh pendidikan strata tiga setiap tahun, baik di universitas dalam negeri atau luar negeri,” kata Nur Syam.

Konsentrasi pendidikan untuk program itu tidak hanya pendidikan Agama Buddha, tetapi juga bidang-bidang lain untuk mendukung pengembangan kualitas SDM di lembaga-lembaga pendidikan Buddha.

"Kami melihat lembaga-lembaga pendidikan Buddha di Indonesia perlu dipercepat kualitas SDM-nya. Kerana itu, program ini sudah kita anggarkan lewat Direktorat Jenderal Bimbingan Masyatakat Buddha," ungkap Nur Syam.

Sejauh ini kualitas SDM sering kali menjadi kendala dalam sistem akreditasi maupun peningkatan taraf kualitas lembaga pendidikan tinggi agama Buddha. Salah satu faktornya adalah minimnya jumlah doktor yang tersedia.

"Program ini tidak hanya terbuka bagi para dosen yang sudah mengajar di perguruan tinggi Agama Buddha, tetapi juga fresh graduate untuk program S2, selama memenuhi kualifikasi yang ditetapkan," ia menjelaskan.

Di Indonesia hingga kini telah berdiri 14 lembaga pendidikan tinggi agama Buddha, dengan dua di antaranya berstatus negeri, sedangkan sisanya swasta. Semakin berkualitasnya dosen agama Buddha dan lembaga pendidikan diharapkan akan mencetak mahasiswa yang berkualitas pula. Dengan demikian, kata Nur Syam, angka partisipasi kasar (APK) yang sedang dikembangkan lebih baik.

“Melalui organisasi ATBU ini diharapkan dapat dibangun jaringan intelektual internasional di kalangan ATBU dengan Asosiasi Perguruan Tinggi Agama Buddha Indonesia (APTABI) sehingga dosen PTAB memiliki daya saing baik di tingkat nasional maupun tingkat internasional,” ujar Nur Syam.

International Association of Theravada Buddhist Universities (ATBU) Conference diikuti sekitar 350 peserta dari perwakilan 18 negara di antaranya Nepal, Vietnam, Pakistan, Laos, Kamboja, Sri Lanka, Thailand, Myanmar, Belanda, Inggris, Amerika Serikat, Brasil, Hong Kong, Singapura, Malaysia, Bhutan, India, selain Indonesia.

Turut hadir dalam acara pembukaan Sekretaris Ditjen Bimas Buddha Caliadi, Ketua ATBU Most Ven Dr Ashin Nyanissara, Sangharaja Kamboja Most Ven Samdev Thep Vong, The Most Ven Prof Dr Sumanasiri Thero, Most Ven Dr Sri Vinaysphon Thailand, Ketua Sangha Agung Indonesia Bhikkhu Suryanadi Mahathera, Perwakilan Sangha Mahayana Indonesia Tanah Suci Suhu Dutavira, dan Perwakilan dari Sangha Theravada Indonesia Bhikkhu Subhapanno.

Acara itu diselenggarakan ATBU (Association of Theravada Buddhist Univesities) bekerja sama dengan Kementerian Agama Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha, dan Asosiasi Perguruan Tinggi Agama Buddha Indonesia (APTABI). (kemenag.go.id)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home