Loading...
INSPIRASI
Penulis: Yoel M Indrasmoro 05:58 WIB | Sabtu, 07 Juli 2018

Siap Ditolak

Dan ketika siap menerima penolakan dengan tulus, ternyata masih banyak orang yang mau menerima dengan tulus pula.
Yesus mengajar di rumah ibadah

SATUHARAPAN.COM – ”Dari mana orang ini mendapat semuanya itu? Kebijaksanaan macam apakah ini yang ada pada-Nya? Bagaimanakah Ia dapat mengadakan keajaiban?” (Mrk. 6:2-3, BIMK).

Demikianlah serangkaian komentar orang-orang Nazaret sewaktu menyaksikan pengajaran Yesus. Mereka takjub, tak habis pikir, bagaimana mungkin teman sepermainan mereka telah berubah begitu drastis.

Namun, ketakjuban itu tak berlangsung lama. Rasa takjub berubah menjadi iri. Kemungkinan besar orang banyak itu iri melihat teman sepermainan mereka telah menjadi orang. Bisa jadi ada yang bertanya dalam hatinya: ”Mengapa Dia, dan bukan saya yang memiliki kuasa seperti itu?”

Selanjutnya mereka mengeluarkan pernyataan yang bernada melecehkan: ”Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon?” (Mrk. 6:3). Padahal, apa salahnya menjadi tukang kayu? Apa salahnya pula menjadi anak Maria? Akhirnya, mereka pun menjadi kecewa dan menolak Yesus. Rasa takjub menjadi iri, dan akhirnya penolakan.

Namun, Yesus Orang Nazaret tampaknya tidak ambil pusing. Dia sadar seorang nabi tidak dihormati di negerinya sendiri. Itu lumrah. Yesus tidak membela diri. Itu hanya akan membuat orang tambah marah. Yesus pun akhirnya ditolak.

Di semua tempat? Tidak. Penulis Injil Markus mencatat ada orang-orang yang menerima-Nya, bahkan siap menjadi pengikut-Nya. Dan ketika siap menerima penolakan dengan tulus, ternyata masih banyak orang yang mau menerima dengan tulus pula.

 

Email: inspirasi@satuharapan.com

Editor: Yoel M. Indrasmoro

Rubrik ini didukung oleh PT Petrafon (www.petrafon.com)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home