Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 10:53 WIB | Sabtu, 29 September 2018

Teknologi LIPI Hadirkan Energi Baru dari Limbah Tahu Sumedang

Ilustrasi. LIPI bekerja sama dengan Nanyang Technological University, Singapura telah merancang dan membangun Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Anaerobik di sentra industri tahu Giriharja, Sumedang, Jawa Barat. IPAL dapat menghasilkan biogas untuk kebutuhan memasak harian.(Foto: lipi.go.id)

SUMEDANG, SATUHARAPAN.COM – Industri tahu adalah salah satu industri yang menghasilkan limbah organik berupa limbah padat dan limbah cair. Lewat teknologi LIPI, limbah tadi dapat dimanfaatkan sebagai energi baru berupa biogas.

“Limbah tahu yang punya kandungan organik tinggi diuraikan oleh mikroba menjadi metana dan karbon dioksida atau yang dikenal sebagai energi biogas,“ kata Neni Sintawardani, peneliti Loka Penelitian Teknologi Bersih (LPTB) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Sumedang, Jawa Barat pada Rabu (26/9) lalu.

LIPI dengan dukungan dari Nanyang Technological University, Singapura, telah merancang dan membangun Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Anaerobik di sentra industri tahu Giriharja, Sumedang, Jawa Barat.

Selain menghasilkan biogas, IPAL anaerobik yang dirancang sejak tahun 2017 itu, memiliki sistem pengaliran air limbah di pabrik tahu, sehingga dapat memisahkan limbah cair pekat dengan limbah cair encer.

“Keseluruhan limbah cair dari 9 pabrik tahu skala kecil-menengah di Giriharja disalurkan ke IPAL anaerobik. Teknologi yang dikembangkan tim LIPI ini bisa mengantisipasi fluktuasi limbah, yang umum terjadi di industri tahu skala perajin," kata Neni.

Dengan kapasitas produksi tahu mencapai 3 ton kedelai per hari dari 9 perajin tahu, IPAL anaerobik ini mampu memproses limbah cair pekat sebanyak 24 meter kubik per hari. “Dari situ dapat dihasilkan biogas 300 meter kubik per hari yang disalurkan ke 89 rumah tangga di Giriharja untuk kebutuhan memasak harian,” kata Neni.

Wakil Bupati Sumedang, Erwan Setiawan, mengatakan permasalahan perajin tahu Sumedang adalah pengelolaan limbah cair dari proses pencucian dan limbah padat dari proses penggumpalan.

"Limbah tersebut bisa mengalami perubahan kimia yang berbahaya bagi lingkungan seperti zatnya mempunyai bau busuk, menimbulkan penyakit gatal serta pernapasan,” kata Erwan.

Pemerintah Kabupaten Sumedang menyampaikan apresiasi terhadap kehadiran teknologi LIPI. “Kami menyampaikan apresiasi kepada LIPI dan berharap Pemerintah Sumedang akan terus berusaha mendukung segala upaya yang berkaitan dengan lingkungan,” katanya. (lipi.go.id)             

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home