Loading...
HAM
Penulis: Equivalent Pangasi 13:58 WIB | Selasa, 06 Mei 2014

WCC: Perang Sudan Selatan Harus Diakhiri Sekarang (1)

Nyanthem Mayol melihat foto keluarganya ketika bayinya tertidur di sampingnya. Mereka tinggal di pengungsian sementara dekat Ajoung Thok, Sudan Selatan. Mereka melarikan diri ke sana setelah konflik pecah di kampung halamannya, Bentieu akhir 2013. (Foto: ACT)

JUBA, SATUHARAPAN.COM – “Perang tak berperikemanusiaan di Sudan Selatan harus diakhiri sekarang,” kata Sekretaris Umum (Sekum) Dewan Gereja Dunia (WCC) Rev. Dr Olav Fykse Tveit, setelah kunjungan pastoral delegasi ekumenis tingkat tinggi ke gereja-gereja lokal di Juba, Sudan Selatan pada Jumat (2/5).

“Sangat mengejutkan melihat bagaimana para pemimpin dari kedua pihak terlibat dalam konflik yang membuat warga mereka sakit dan menderita,” kata Tveit. “Dari cerita-cerita yang diberitahukan ke saya, adalah hal yang mustahil untuk bisa memahami luasnya skala pembunuhan dan kekejaman yang terjadi.”

Tveit menekankan perlunya para pemimpin dari kedua pihak untuk menggunakan negosiasi selama pekan ini sebagai kesempatan untuk bersepakat dan melaksanakan gencatan senjata sesegera mungkin. Hal tersebut akan memungkinkan lembaga-lembaga bantuan, termasuk ACT Alliance, untuk memberi respons secara efektif terhadap krisis kemanusiaan akibat kekerasan yang terus terjadi.

Delegasi ekumenis yang dipimpin oleh moderator Komite Pusat WCC Dr Agnes Abuom itu mencakup: sekretaris umum ACT Alliance John Nduna; sekretaris umum World YWCA Nyaradzayi Gumbonzvanda; mantan sekretaris umum dan utusan khusus ekumenis WCC untuk Sudan Selatan Rev. Dr Samuel Kobia yang juga mewakili Konferensi Gereja-gereja Seluruh Afrika; dan eksekutif program advokasi WCC untuk Afrika, Dr Nigussu Legesse.

Selama kunjungan, delegasi ekumenis menunjukkan solidaritas dengan gereja-gereja lokal, mengadvokasi untuk gencatan senjata, mendesak perkembangan perundingan perdamaian, dan mendorong dukungan untuk prakarsa kemanusiaan di negara tersebut.

Mereka pertama kali bertemu dengan Wakil Presiden Sudan Selatan James Wani Ingga, utusan khusus Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk Sudan Selatan Hilde Frafjord, dan empat tahanan politik dari pihak oposisi di Juba yang baru-baru ini dibebaskan oleh Pemerintah Sudan Selatan.

Para delegasi juga mendesak Presiden Sudan Selatan Salva Kiir dan pemimpin kelompok pemberontak Riek Machar untuk terlibat dalam perundingan perdamaian. Mereka mengatakan para pemimpin harus mencari solusi politik untuk mengakhiri konflik karena cukup banyak kerusakan yang telah terjadi.

Tveit mengatakan ribuan orang telah terbunuh dan banyak yang harus mengungsi. “Jika orang-orang tidak bisa menabur benih selama beberapa bulan ke depan, mereka akan menghadapi ancaman kelaparan,” ia memperingatkan. (oikumene.org)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home