Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 14:53 WIB | Senin, 15 Februari 2016

111 Anggota DPR ASEAN Surati Presiden Obama Tak Setuju TPP

Dewan ASEAN Parliamentarians for Human Rights APHR dalam pertemuan di Bangkok, 3-4 Februari 2016. (Foto: voa)

BANGKOK, SATUHARAPAN.COM – Sebanyak 111 anggota parlemen dari delapan negara anggota ASEAN mengirim surat kepada Presiden Obama mengingatkan agar Amerika Serikat mempertimbangkan dahulu isu demokrasi dan hak asasi di ASEAN sebelum mendorong perjanjian Trans Pasifik Partnership (TPP).

Sepucuk surat dilayangkan ke Gedung Putih menjelang Konferensi Tingkat Tinggi AS-ASEAN di Sunnylands, California mulai 15 Februari yang dihadiri langsung oleh Presiden Amerika Barack Obama dan 10 pemimpin negara ASEAN. Surat itu ditandatangani oleh 111 anggota parlemen saat ini dan empat mantan anggota parlemen dari Indonesia, Kamboja, Malaysia, Myanmar, Singapura dan Thailand.

AS Tidak Pertimbangkan Masalah Demokrasi & HAM

Dihubungi VOA hari Minggu pagi (14/2), Wakil Ketua ASEAN Parliament for Human Rights APHR, Eva K. Sundari, menyesalkan sikap AS yang tidak mempertimbangkan penurunan masalah demokrasi dan HAM di negara-negara ASEAN ketika mendorong perjanjian TPP dalam pertemuan di California nanti.

Eva mengatakan, "Kita khawatir dengan fakta bahwa situasi demokrasi dan HAM di ASEAN kini sedang menurun. Ini tampak dari bagaimana pemerintah-pemerintah di ASEAN menekan politisi dan partai oposisi, terutama terjadi di Kamboja, Thailand dan Malaysia. Di Laos malah tidak ada oposisi sama sekali. Kita kaitkan ini dengan ambisi dan agresifnya Amerika pada perdagangan dan skema pengamanan perdagangan itu. Lha human rights-nya di mana? Masa berdagang dengan rejim pemerintah yang tidak menegakkan demokrasi dan HAM.”

“Berdasarkan keprihatinan ini, kami menilai kok Obama gak peduli dengan kondisi yang ada dan mengabaikan hak-hak rakyat di negara-negara ASEAN serta membutakan diri terhadap situasi kemunduran atau ‘erosi demokrasi’ yang terjadi dan tiba-tiba mengajak mereka berdagang? Bahkan mengembangkan rencana kerjasama di bidang keamanan untuk mengamankan ide besar tentang perdagangan tersebut. Jadi kita mengingatkan, ayo kita buat surat bersama dan mobilisasi pendukung dari negara-negara masing-masing," kata Eva.

Bukan Bentuk Antipati terhadap TPP

Lebih jauh anggota DPR dari fraksi PDI-Perjuangan ini menegaskan bahwa mereka yang mengirim surat kepada Presiden Obama ini tidak antipati terhadap perjanjian Kemitraan Trans Pasifik atau TPP tetapi ingin melakukan kajian mendalam terlebih dahulu tentang perjanjian perdagangan bebas yang sejauh ini sudah melibatkan 12 negara, termasuk empat negara angota ASEAN yaitu Malaysia, Brunei Darusalam, Singapura dan Vietnam itu.

"Jadi kita risau ketika TPP dipaksakan pada seluruh dunia, bukan hanya ASEAN, tanpa melihat kondisi yang sedang berlangsung di negara-negara tersebut. Dalam perkembangannya kita juga dikontak oleh teman-teman yang aktif di kelompok sipil, minta bergabung. Kita putuskan untuk bergabung dan memberi penjelasan kepada mereka karena yang paling membuat kita prihatin adalah TPP itu barang apa? Itu barang asing yang belum dibicarakan secara rinci atau melakukan konsultasi publik. Ada satu event yang pernah diorganisir BAPPENAS, tetapi hasilnya rakyat juga tidak mau.

“Hanya Menteri Perdagangan Thomas Lembong yang sangat agresif menggolkan TPP tanpa konsultasi publik, tanpa research assessment impact, dan tidak pernah di-share kepada masyarakat tetapi bisa meyakinkan secara sepihak kepada Presiden Jokowi. Makanya kami surati Presiden Obama, memintanya mendengar suara rakyat," Eva menambahkan.

Kemakmuran Ekonomi & Stabilitas Keamanan Dunia

Presiden Barack Obama dalam konferensi pers menjelang KTT Asia Timur November lalu di Kuala Lumpur mengatakan, Malaysia terang-terangan mengakui pentingnya pasar Asia Pasifik bagi kemajuan ekonomi dunia. 

“Secara ekonomi, kawasan Asia Pasifik adalah kawasan yang paling padat penduduknya, dinamis dan paling cepat berkembang di dunia. Melihat pertimbangan strategi, kawasan ini juga sangat vital bagi kepentingan ekonomi dan keamanan nasional Amerika pada abad ke-21. Kita telah berupaya keras meningkatkan kehadiran Amerika dan memusatkan perhatian pada banyak hal,” kata Obama.

“Kita telah melakukan begitu banyak bisnis di kawasan ini tetapi masih banyak potensi bisnis yang belum dikembangkan. Saya yakin kemakmuran ekonomi dan keamanan nasional tidak dapat dipisahkan. Jika kita ingin menjadi “pemain” yang serius di kawasan yang paling vital di dunia ini, kita harus membuat kebijakan ekonomi dan keamanan yang tepat," Obama menambahkan.

Perdagangan Barang ASEAN-AS Capai US$226 Miliar

10 negara anggota ASEAN yang selama ini menjadi mitra penting Amerika, merupakan kawasan ekonomi ketiga terbesar di Asia dan ketujuh terbesar di dunia dengan total pendapatan kotor atau Gross domestic product (GDP) mencapai 2,4 trilyun dolar.

Dalam 15 tahun terakhir ini negara-negara ASEAN adalah mitra dagang keempat terbesar bagi Amerika dengan pertumbuhan rata-rata GDP yang terus melampaui target. Perdagangan barang tahun 2015 melampaui 5 persen dan kini mencapai sekitar 226 milyar dolar.

Lebih dari 500 ribu pekerjaan di Amerika kini didukung oleh perdagangan barang dan jasa dengan ASEAN. Perusahaan-perusahaan Amerika juga telah menjadi sumber investasi langsung di ASEAN.

Bahkan sebagai bagian dari kebijakan “pivot to Asia” atau pengalihan kebijakan Amerika ke Asia, sejak tahun 2010 pemerintah Obama juga telah memberikan bantuan pembangunan sebesar empat milyar dolar bagi ASEAN. 

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home