30 Tokoh Kristen Kanada Tolak Kedatangan Franklin Graham
VANCOUVER, SATUHARAPAN.COM - Tidak kurang dari 30 tokoh Kristen yang mewakili lebih dari setengah juta umat di Metro Vancouver, Kanada, menerbitkan surat terbuka pada hari Jumat (24/2) mengungkapkan keprihatinan yang mendalam tentang acara kebangunan rohani yang akan diselenggarakan oleh penginjil AS, Franklin Graham, di kota itu.
"Kekhawatiran kami adalah perdebatan dan konfrontasi retorika politik dan sosial yang digunakan Graham memiliki potensi menghalangi pesan Yesus dan menimbulkan rasa permusuhan dalam iklim sosial kita," kata surat itu, yang ditandatangani oleh lebih dari 30 tokoh Injili, Katolik dan Protestan arus utama di Vancouver.
Graham yang turut tampil dalam pelantikan Presiden AS Donald Trump dan mengaitkan terpilihnya miliarder itu dengan "tangan Tuhan" - telah sering mengecam Muslim, homoseks, mantan presiden Barack Obama, pendukung pengendalian senjata dan para ateis.
"(Graham) telah membuat komentar yang meremehkan dan tak kenal belas kasihan tentang Muslim dan komunitas LGBTQ +, pada saat yang sama menggambarkan pemilu, administrasi dan kebijakan Presiden AS Donald Trump sebagai intrinsik selaras dengan gereja Kristen," kata pernyataan bersama para rohaniawan itu.
Pernyataan itu muncul setelah gagalnya perundingan yang sudah lama berlangsung dengan tim Graham.
"Campur aduk politik dan agama berbahaya," demikian pernyataan itu.
Surat yang juga tersedia secara online lengkap, ditandatangani oleh Uskup Agung Vancouver, Michael Miller, Uskup Anglikan Vancouver, Melissa Skelton; Jeremy Bell dari Gereja Baptis Kanada Barat, Garry Janzen dari B.C Mennonite Church dan banyak lagi.
Meskipun Walikota Vancouver, Gregor Robertson, dan beberapa pemimpin Kristen di kota itu mengadakan rapat terpisah pekan ini dengan perwakilan Graham, putra penginjil legendaris Billy Graham itu tetap saja mengeluarkan pernyataan publik yang mengatakan ia berencana untuk melangkah maju dan berbicara tentang "kasih Allah bagi setiap orang, Dan bagi setiap kita " dalam acara di Rogers Arena pada 3-5 Maret nanti.
Apa yang dikobarkan Graham, dikhawatirkan membawa bahaya terpecahnya populasi Kristen beragam etnis di Metro, karena panitia even Graham sangat aktif berpromosi, termasuk beriklan di bus. Apalagi sejumlah pendeta evangelis terkemuka, seperti Norm Funk, Wayne Lo, Sandro DiSabatino, Daniel Chung, David Koop , Cheryl Koop, Darin Latham dan Yani Lim juga ikut terlibat untuk membantu memberi promosi.
Lebih dari 25.000 orang diperkirakan akan menghadiri acara yang didsebut sebagai festival harapan (The Festival of Hope).
Uskup Agung Vancouver, Michael Miller, menyatakan keprihatinan bahwa Franklin Graham "memberikan kesan bahwa gereja Kristen ... secara partisan sejalan" dengan Trump atau pemerintahannya.
Para pemimpin Kristen yang menandatangani surat keprihatinan awalnya merencanakan untuk merilisnya pada Selasa, tapi setuju untuk menahannya sampai Jumat untuk memberikan kesempatan kepada Franklin Graham memberikan tanggapan.
Surat terbuka itu antara lain mengutip berbagai pernyataan kontroversial Graham. Di antaranya, Trump pernah berkata "Islam adalah 'agama yang sangat jahat ' berperang dengan Kristen Barat."
Trump juga pernah berkata bahwa "LGBTQ seharusnya tidak diperbolehkan untuk memasuki gereja atau bahkan masuk sebagai tamu ke rumah-rumah orang Kristen, karena 'Musuh (Setan) ingin melahap rumah kita.'"
Trump juga pernah mengatakan bahwa "Hasil dari pemilihan presiden AS baru-baru ini adalah karena tangan Tuhan. "
Pernyataan para tokoh itu juga mengatakan bahwa adalah berbahaya untuk "menyamakan kekuasaan gereja dengan kekuasaan negara."
Editor : Eben E. Siadari
Penasihat Senior Presiden Korsel Mengundurkan Diri Masal
SEOUL, SATUHARAPAN.COM - Para penasihat senior Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, termasuk kepala...