Loading...
DUNIA
Penulis: Prasasta Widiadi 11:46 WIB | Kamis, 28 April 2016

Abu Sayyaf Ingin Culik Pacquiao

Petinju profesional Filipina Manny Pacquiao. (Foto: usatoday.com).

MANILA, SATUHARAPAN.COM – Presiden Filipina Benigno Aquino mengungkapkan kelompok ekstrem radikal Filipina, Abu Sayyaf pernah merencanakan akan melakukan aksi penculikan petinju profesional yang berasal dari Filipina, Manny Pacquiao  dan adik Presiden Aquino, Kris Aquino.

”Mereka (Abu Sayyaf, red) berencana menculik Manny Pacquiao atau salah satu dari anak-anaknya, serta adik saya Kris (Aquino) atau salah satu dari anak-anak Kris, untuk digunakan dalam tawar menawar guna pembebasan sandera mereka,” kata Aquino seperti diberitakan Star Online hari Rabu (28/4).    

“Polisi sekarang masih menyelidiki ancaman terhadap saya," Aquino  menambahkan. Dia mengemukakan pernah mendapat informasi tersebut dari pihak militer yang tengah mengintensifkan kekuatan menangani kelompok Abu Sayyaf yang melakukan penculikan dan telah memenggal kepala sandera warga Kanada, John Ridsdel.

Aquino mengatakan – setelah mendapat laporan dari intelijen Filipina – yang mengatakan Komandan Abu Sayyaf, Isnilon Hapilon dan Wakil Komandan, Furuji Indama akan  melancarkan aksi tersebut. Namun Hapilon dan Indama akan terlebih dahulu merekrut beberapa residivis yang pernah terlibat kasus terorisme Gerakan Raja Sulaiman.

Menurut situs berita Philippine Star, Gerakan Rajah Sulaiman adalah gerakan yang diduga mempunyai hubungan dengan kelompok Abu Sayyaf.  

Dalam catatan  Philippine Star, Militer Filipina pada 2005 pernah mencokok Tyrone Dave Santos, tokoh Rajah Sulaiman, yang memiliki 11 karung berisi bahan peledak di sebuah permukiman di Quezon City, Manila, Filipina.

“Abu Sayyaf pikir mereka bisa menanamkan rasa takut dalam diri kita. Sebaliknya, mereka memperkuat masyarakat Filipina untuk lebih solid dan memastikan keadilan dijatuhkan,” kata Aquino.

Aquino membeberkan saat ini di Filipina banyak ancaman  nasional yang ditimbulkan oleh Abu Sayyaf, termasuk pemboman di Stasiun Metro, Manila pada 2015.

“Abu Sayyaf telah berkomitmen pada aksi yang berdasar  kekejaman. Ada penembakan di Ipil (kota di Pulau Zamboanga, Filipina, red) pada  1995, pengeboman di Bandara Internasional Davao pada  2003, dan beberapa kasus penculikan turis asing selama satu setengah dekade terakhir,” kata Aquino.

Aquino menyebut tindakan yang dilakukan Abu Sayyaf dengan berdasar keinginan mereka sendiri. “Saya tidak melihat mereka bertindak dengan dalih sebagai sekelompok pejuang kemerdekaan Islam, Abu Sayyaf  berperilaku sebagai penjahat yang fokus pada upaya memperkaya diri dengan mengambil sandera untuk uang tebusan,” kata dia.

Aquino menjelaskan saat ini pemerintah Filipina akan  menggunakan kekuatan militer untuk menghancurkan ekstremis yang didirikan pada 1990-an tersebut, dia mengemukakan dengan berkaca kepada kematian sandera asal Kanada tersebut, saat ini masih ada puluhan sandera lainnya yang direncanakan akan dibebaskan.

Kelompok Abu Sayyaf melakukan tindakan pemancungan kepala Ridsdel hari Senin (25/4) karena pemerintah Kanada tidak menepati batas waktu pemenuhan uang tebusan yang dituntut Abu Sayyaf.

Ridsdel ditawan bersama beberapa warga asing lainnya antara lain Robert Hall (Kanada), Kjartan Sekkingstad (warga Norwegia) dan warga Filipina Maritess Flor.  (thestar.com.my/ philstar.com).

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home