Loading...
FOTO
Penulis: Dedy Istanto 20:03 WIB | Kamis, 29 Januari 2015

Aksi Kamisan: Jangan Nawa Cita Menjadi Duka Cita

Aksi Kamisan: Jangan Nawa Cita Menjadi Duka Cita
Maria Catarina Sumarsih ibu korban dari Bernardinus Realino Norma Irmawan mahasiswa yang tewas pada Tragedi Semanggi I tahun 1998 saat ikut aksi Kamisan yang ke-383 kali di seberang Istana Negara Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (29/1). Aksi Kamisan dengan tema Jangan Biarkan Nawa Cita menjadi Duka Cita, Selamatkan KPK Tuntaskan Kasus Pelanggaran Hak Azasi Manusia (HAM) diikuti oleh para korban dan keluarga korban yang tergabung dalam Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan (JSKK). (Foto-foto: Dedy Istanto).
Aksi Kamisan: Jangan Nawa Cita Menjadi Duka Cita
Aksi Kamisan ke-383 kali digelar di seberang Istana Negara Jakarta Pusat yang meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk melaksanakan Nawa Cita sesuai dengan yang pernah disampaikan dalam Pilpres 2014 lalu.
Aksi Kamisan: Jangan Nawa Cita Menjadi Duka Cita
Salah satu korban pelanggaran HAM masa lalu saat ikut aksi Kamisan yang digelar di seberang Istana Negara, Jakarta Pusat bersama dengan para korban dan keluarga korban lainnya.
Aksi Kamisan: Jangan Nawa Cita Menjadi Duka Cita
Salah satu korban saat ikut aksi Kamisan bersama dengan keluarga korban pelanggaran HAM lainnya yang digelar di seberang Istana Negara, Jakarta Pusat.
Aksi Kamisan: Jangan Nawa Cita Menjadi Duka Cita
Para keluarga korban pelanggaran HAM masa lalu saat menggelar aksi Kamisan di seberang Istana Negara, Jakarta Pusat yang ke-383 kalinya.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Aksi "Kamisan" ke-383 mengangkat tema  "Selamatkan KPK, Tuntaskan Kasus Pelanggaran Hak Azasi Manusia (HAM)" digelar di seberang Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (29/1).

Aksi yang diikuti oleh para korban dan keluarga korban tindak pelanggaran HAM masa lalu yang tergabung dalam Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan (JSKK) meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk mengingat kembali Nawa Cita yang telah disampaikan dalam kampanye pemilihan presiden (Pilpres) lalu yang menjadi harapan bagi masyarakat yang adil, makmur, aman, dan sejahtera. Harapan itu jangan sampai menjadi duka cita dengan menjadikan negeri ini dikangkangi oleh para pelanggar HAM dan menjadi sarang para koruptor.

Melihat kondisi tersebut Presiden Joko Widodo diminta untuk memegang teguh dan melaksanakan Nawa Cita yang selama ini menjadi komitmen. Selain itu meminta untuk menyelamatkan lembaga KPK dari upaya penghancuran secara sistematis.

Sementara dalam upaya penyelesaian kasus pelanggaran HAM yang selama ini terjadi di Indonesia, Presiden juga diminta untuk menindaklanjuti kasus-kasus pelanggaran HAM yang selama ini diselidiki oleh Komisi Nasional Hak Azasi Manusia (Komnas HAM) dengan memerintahkan kepada Jaksa Agung ke tingkat penyidikan.

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home