Loading...
FOTO
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 00:49 WIB | Selasa, 23 Juni 2015

Aktivitas Gunung Sinabung Relatif Tinggi

Aktivitas Gunung Sinabung Relatif Tinggi
Sebuah mobil melintas dengan latar belakang Gunung Sinabung yang sedang meluncurkan awan panas guguran kubah lava Gunung Sinabung di Karo, Sumatera Utara, Senin (22/6). Aktivitas Gunung Sinabung masih relatif tinggi, ditandai dengan sering terjadinya luncuran awan panas di sisi tenggara gunung. Pemerintah Kabupaten Karo tetap menghimbau kepada masyarakat agar tidak beraktivitas di zona bahaya Sinabung. (Foto-foto: Antara)
Aktivitas Gunung Sinabung Relatif Tinggi
Foto udara aktvitas Gunung Sinabung yang mengeluarkan asap sulfatara di Karo, Sumatera Utara, Senin (22/6). Gunung Sinabung yang berstatus Awas (Level IV) kembali erupsi sejak dua pekan terakhir sehingga menyebabkan sedikitnya 10.723 warga mengungsi.
Aktivitas Gunung Sinabung Relatif Tinggi
Lava pijar disertai awan panas mengalir dari puncak Gunung Sinabung ketika terjadi guguran kubah lava di Karo, Sumatera Utara, Minggu (21/6) malam. Awan panas guguran kubah lava gunung Sinabung kembali terjadi sejauh 4 km ke arah sektor tenggara-timur, 3 km ke arah sektor selatan-tenggara dengan tinggi kolom abu 4.000 m, sehingga pihak terkait menghimbau masyarakat agar tidak mendekati kawasan yang dinyatakan sebagai Zona Berbahaya Sinabung.
Aktivitas Gunung Sinabung Relatif Tinggi
Warga mencuci pakaian di tempat pengambilan air umum dengan latar belakang kepulan awan panas guguran kubah lava Gunung Sinabung di desa Beganding, Karo, Sumatera Utara, Sabtu (20/6). Erupsi Sinabung mengakibatkan sedikitnya 10.000 jiwa diungsikan dari sejumlah desa di lingkar gunung tersebut.
Aktivitas Gunung Sinabung Relatif Tinggi
Warga melihat Gunung Sinabung menyemburkan material vulkanis disertai awan panas, di kecamatan Simpang Empat, Karo, Sumatera Utara, Jumat (19/6). Gunung Sinabung berstatus Awas (Level IV) kembali erupsi sejak dua pekan terakhir, menyebabkan sedikitnya 10.700 warga mengungsi.
Aktivitas Gunung Sinabung Relatif Tinggi
Lava pijar disertai kepulan awan panas mengalir dari puncak Gunung Sinabung ketika terjadi guguran kubah lava erupsi Gunung Sinabung di Karo, Sumatera Utara, Jumat (19/6) malam. Sejumlah desa di lingkar Gunung Sibanung dan wilayah Berastagi diselimuti debu vulkanik yang cukup tebal akibat kejadian tersebut.

KARO, SATUHARAPAN.COM - Aktivitas Gunung Sinabung pada Senin (22/6) masih relatif tinggi, ditandai dengan sering terjadinya luncuran awan panas di sisi tenggara gunung. Pemerintah Kabupaten Karo Sumatera Utara, tetap menghimbau kepada masyarakat agar tidak beraktivitas di zona bahaya Sinabung.

Gunung Sinabung yang berstatus Awas (Level IV) kembali erupsi sejak dua pekan terakhir sehingga menyebabkan sedikitnya 10.700 warga mengungsi. 

Lava pijar disertai awan panas mengalir dari puncak Gunung Sinabung ketika terjadi guguran kubah lava pada Minggu (21/6) malam. Awan panas guguran kubah lava gunung Sinabung kembali terjadi sejauh 4 km ke arah sektor tenggara-timur, 3 km ke arah sektor selatan-tenggara dengan tinggi kolom abu 4.000 m.

Sebelumnya, Pemerintah menjanjikan pembangunan 370 unit rumah bagi korban erupsi Gunung Sinabung akan selesai seluruhnya pada Agustus 2015.

"Kalau dewasa ini yang sudah selesai dan dihuni sebanyak 112 rumah atau kepala keluarga, maka lainnya sedang dalam proses pembangunan yang ditargetkan selesai seluruhnya pada Agustus," kata Gubernur Sumut, H Gatot Pujo Nugoroho di Medan, Minggu (21/6).

Ia mengatakan itu usai meninjau pengerjaan pembangunan rumah untuk pengungsi erupsi Gunung Sinabung yang direlokasi ke Desa Siosar dan mengunjungi beberapa posko pengungsi seperti Posko Paroki di Jalan Irian, Kabanjahe.

Pembangunan rumah itu dimaksudkan agar masyarakat yang berada dekat Gunung Sinabung tidak kembali lagi ke rumah lama yang rawan dengan bencana gunung tersebut.

Agar perekonomian masyarakat tetap berlangsung, meski tidak lagi bertani di sekitar kaki gunung, maka pemerintah juga sudah menyiapkan lahan pertanian di kawasan hutan.

Disebabkan berupa kawasan hutan, maka harus ada izin pemakaian dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terhadap lahan tersebut.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sudah mengeluarkan izin sehingga dijadwalkan akan dimulai penebangan pohon untuk membuka kawasan tersebut menjadi lahan pertanian bagi pengungsi.

"Langkah itu diharapkan menjadi efektif karena selain warga sudah menempati rumah barunya, juga bisa bercocok tanam untuk kebutuhan hidupnya," ujar Gatot.

Ia menambahkan, terkait erupsi Gunung Sinabung masih terus berlangsung, Pemprov Sumut terus melakukan rapat koordinasi, baik dengan Pemkab Karo mau pun pemerintah pusat.

Pada Selasa (23/6), Pemprov Sumut akan melakukan rapat koordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Adapun soal ketersedian kebutuhan bahan pokok pengungsi yang dinyatakan Pemkab Karo berkurang terus, Pemprov Sumut akan mengatasinya, diantaranya dengan pengiriman 124 ton beras dan 400 kg gula yang telah dilakukan.

Pemerintah juga berencana membuat hunian tetap sementara bagi pengungsi yang selama ini di posko di kawasan rumah relokasi yang sudah dan sedang dibangun.

Bupati Karo Terkelin Brahmana mengaku gembira karena Pemprov Sumut proaktif dalam menangani bencana erupsi Gunung Sinabung tersebut.

Pemkab Karo memang membutuhkan bantuan Pemprov Sumut dan pemerintah pusat karena dana APBD untuk daerah tersebut masih terbatas untuk menangani bencana itu.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, Tim Reaksi Cepat BNPB sudah berada di Karo mendampingi BPBD setempat. 

Pemkab Karo juga telah meminta bantuan Rp 1,4 miliar dana siap pakai kepada BNPB untuk penanganan pengungsi. 

"Bupati Karo memang telah menetapkan masa tanggap darurat sejak 2 Juni hingga 6 Juli 2015," katanya.

Sutopo mengakui, belakangan ini kebutuhan mendesak untuk pengungsi adalah tenda, selimut, fasilitas mandi, cuci, dan kakus (MCK), makanan tambahan, lauk pauk, masker, tikar, matras, tanki air, pakaian, logistik untuk kebutuhan dapur, dan psikolog untuk trauma healing.

Adanya perluasan radius yang harus dikosongkan menyebabkan warga beberapa desa harus dievakuasi sehingga jumlah pengungsi mencapai 10.723 jiwa yang tersebar di 10 pos pengungsian. (Ant)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home