Loading...
INSPIRASI
Penulis: Philip Ayus 01:00 WIB | Jumat, 08 Agustus 2014

"Antena Rohani"

Foto: istimewa

SATUHARAPAN.COM – Beberapa waktu lalu, saya membeli antena luar setelah antena dalam kami rasa tak memadai untuk menangkap siaran televisi. Setelah itu, saya pun memasangnya ke atap rumah. Namun, sekalipun antena luar telah terpasang, televisi kami tak otomatis bisa menangkap siaran dengan kualitas gambar jernih.

Solusinya, tentu saja, adalah mengarahkan antena ke arah tertentu yang daya tangkap siarannya paling bagus. Selanjutnya, dengan bantuan galah yang cukup panjang, saya pun mengarahkan antena yang telah terpasang di atap rumah ke berbagai penjuru sambil mengecek hasilnya di layar televisi. Singkat cerita, akhirnya televisi kami bisa menangkap siaran stasiun-stasiun televisi dengan kualitas gambar yang lebih baik dibandingkan saat menggunakan antena dalam.

Secara rohani, kita juga memiliki ”antenna” yang akan menolong kita untuk melihat ”siaran Ilahi”. Apabila ”antena rohani” itu arahnya tak sesuai dengan arah pemancar ”stasiun Ilahi”, kita hanya akan melihat gambar yang samar-samar di ”layar” hati dan pikiran kita. Akan tetapi, jika kita mau terus-menerus berusaha untuk menjaga arah ”antena rohani” kita tetap berkiblat pada stasiun pemancar Ilahi, kita akan memiliki gambaran yang lebih jelas mengenai kehendak maupun rancangan Tuhan.

Kadang ”antena rohani” kita bisa berubah arah, entah karena ”angin”, ”kucing”, ataupun penyebab lainnya. Dampaknya, rencana maupun kehendak Tuhan menjadi tak begitu jelas terlihat. Apabila itu terjadi, segeralah ”pergi ke luar” dan ”mengecek arah antena” kita, kemudian ”mengarahkan ulang antena rohani” kita. Dengan demikian, kita akan selalu menjadi orang-orang yang jernih dalam menilai segala sesuatu.

Meluangkan waktu sejenak untuk menyendiri dan melakukan refleksi bisa menjadi langkah awal yang baik dalam rangka ”cek antena”. Apalagi jika kita mendapati diri sering dibuat bingung dengan situasi yang kita hadapi. Bertanya kepada orang-orang yang dapat dipercaya juga bisa menjadi langkah lanjutan yang baik. Pada waktu Ahok sedang ”galau”— apakah perlu menyuap hakim MK agar bisa merebut kembali kemenangannya dalam Pilgub Bangka-Belitung—ia bertanya kepada Sang Istri. Nasihat ibu Veronica itulah yang mengembalikan ”antena rohani” Ahok ke arah seharusnya, sehingga ia mengurungkan niat untuk menyuap.

Semoga kita menjadi orang-orang yang selalu siap mengarahkan ”antena-antena rohani” kita ke arah ”stasiun pemancar Ilahi”, sehingga langkah-langkah yang kita ambil pun akan selalu bersesuaian dengan rencana dan kehendak Tuhan.

 

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home