Loading...
SAINS
Penulis: Tunggul Tauladan 12:03 WIB | Selasa, 04 November 2014

Antisipasi Banjir Lahar Dingin, BPBD DIY Pantau Aliran Sungai

Sungai Code menjadi salah satu tempat yang setiap tahun dialiri lahar dingin dari Gunung Merapi. (foto: Tunggul Tauladan)

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM -- Potensi banjir lahar dingin ketika musim hujan tiba mendapat perhatian khusus dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (BPBD DIY). BPBD DIY kini sedang giat melakukan inventarisasi di berbagai wilayah, khususnya aliran sungai, untuk mengantisipasi ancaman banjir lahar dingin dari Gunung Merapi.

“Sedimen material dari Gunung Merapi masih menumpuk banyak sehingga berpotensi menimbulkan bencana. Kami melakukan langkah antisipasi dengan melakukan inventarisasi area-area yang berpotensi terdampak, terutama daerah sekitar sungai yang dilewati aliran lahar dingin ketika di musim hujan. Selain itu, kami juga telah berkoordinasi dengan masing-masiing BPBD di kabupaten dan kota,” demikian disampaikan oleh Kepala BPBD DIY Gatot Saptadi, pada Selasa (4/11).

Menurut Gatot, terdapat dua sungai yang sangat berpotensi menjadi area yang dilewati lahar dingin, yaitu Sungai Code dan Sungai Kuning. Kedua sungai tersebut berhulu di Gunung Merapi sehingga otomatis menjadi jalur banjir lahar dingin.

“Kami akan terus memantau kawasan Sungai Code maupun Sungai Kuning untuk mengantisipasi terjadinya bencana longsor maupun banjir lahar dingin saat musim hujan tiba,” ujar Gatot.

Mengantisipasi potensi banjir lahar dingin juga dilakukan BPBD DIY dengan menggandeng relawan untuk siaga dalam menghadapi ancaman bencana. Sebanyak 140 komunitas relawan di DIY menyatakan kesediaannya bersama-sama dengan BPBD menyiapkan berbagai hal untuk mengantisipasi bencana, menjalin komunikasi dari hulu (Gunung Merapi) hingga hilir sungai, dan siap melakukan evakuasi korban. Beberapa komunitas yang menyatakan kesiapannya, antara lain Jogja Emergency Rescue, Cakra, Peduli Merapi-Krasak,Turgo Asri, dan Saluran Komunikasi Sosial Bersama (SKSB).

Seperti diketahui, Gunung Merapi yang meletus pada 2010, mengeluarkan jutaan meter kubik material berupa tanah, pasir, kerikil, dan batu. Setiap musim hujan, material tersebut akan larut bersamaan dengan air dan memenuhi sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi sehingga menimbulkan banjir lahar dingin. Pemerintah Daerah Provinsi DIY sejak 2010 telah mengantisipasi potensi ancaman tersebut dengan membangun atau meninggikan tanggul-tanggul di pinggir sungai-sungai yang dilewati lahar dingin Merapi. Selain itu, upaya komunikasi juga terus digalakkan oleh warga di sepanjang bantaran sungai melalui jaringan radio amatir maupun pendirian posko-posko bencana di sepanjang bantaran Sungai Code dan Kali Kuning.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home