Loading...
BUDAYA
Penulis: Reporter Satuharapan 12:52 WIB | Sabtu, 21 November 2015

Arung Palakka, Kisah Lalu yang Tak Berlalu

Poster Pementasan Arung Palakka, Galeri Indonesia Kaya (Foto: indonesiakaya.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Galeri Indonesia Kaya kembali akan mengangkat cerita rakyat menjadi sebuah helatan pementasan. Pementasan Arung Palakka, nama pementasan itu, dalam Galeri Indonesia Kaya yang didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation, akan digelar di Teater Kecil Taman Izmail Marzuki, Jakarta, pada tanggal 28-29 November 2015.

Arung Palakka akan menjadi penutup sekaligus penghangat bulan November yang mulai memasuki musim penghujan. Pementasan itu menggambarkan sejarah raja dari Palakka, Sulawesi, yang membebaskan perbudakan rakyatnya dalam peperangan yang berlumuran darah saudara sendiri, di mana pemikiran-pemikiran yang berbeda bisa memecah cinta, melahirkan tangisan, dan memisahkan persaudaraan, di mana kebenaran berperang melawan kebajikan.

Tentang Arung Palakka

Di belahan bumi Sulawesi, terjadilah kisah tentang keperkasaan membela dan memperjuangkan nasib manusia, dari penindasan dan perbudakan.

Arung Palakka adalah kisah tentang keberanian yang kini menjadi langka. Kisah tentang keberanian untuk menyatakan hitam itu hitam, dan putih itu putih, tak pernah menghitung untung rugi dalam membela rakyat, tak pernah membayangkan, apalagi mengharapkan bahwa kelak namanya akan ditulis dengan tinta emas dalam sejarah bangsa ini.

Bukan mempersoalkan kepahlawanan atau pengkhianatan, tetapi mempertahankan 'siri' yang berarti harga diri, kehormatan, dan rasa malu, tentang rasa 'pacce' yang berarti perasaan sakit atas penderitaan saudara sebangsa, dan 'sare' yang merupakan keyakinan bahwa perbaikan peruntungan itu terletak pada tindakan orang itu sendiri.

Peristiwa itu adalah ungkapan pemikiran bahwa tulisan dari peristiwa masa lalu, tidak untuk dinilai dengan nilai dan pemikiran masa kini. Arung Palakka adalah kisah tentang dua orang saudara yang saling membinasakan, karena gagal dalam mencari persamaan dalam perbedaan, yang tak mampu menafsirkan kesetiaan yang hakiki menang jadi arang, kalah jadi abu.

 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home