Loading...
MEDIA
Penulis: Sabar Subekti 15:42 WIB | Kamis, 28 September 2023

AS dan Jepang Ingatkan Ancaman Peretas China pada Perusahaan Multinasional

Kelompok peretas China berkerudung bersinar melalui bendera digital China. (Foto ilustrasi: dok. Ist)

SATUHARAPAN.COM-Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat, Biro Investigasi Federal, dan polisi Jepang bersama-sama memperingatkan perusahaan multinasional mengenai kelompok peretas BlackTech yang terkait dengan China dalam nasihat keamanan siber pada hari Rabu (27/9) malam.

Penasihat bersama, yang juga datang dari Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur AS dan Badan Keamanan Infrastruktur Jepang, mendesak perusahaan untuk meninjau router internet di anak perusahaan mereka untuk meminimalkan risiko potensi serangan dari kelompok tersebut.

“BlackTech telah menunjukkan kemampuan dalam memodifikasi firmware router tanpa deteksi dan mengeksploitasi hubungan kepercayaan domain router untuk berpindah dari anak perusahaan internasional ke kantor pusat di Jepang dan Amerika Serikat, yang merupakan target utama,” kata pernyataan itu.

BlackTech telah terlibat dalam serangan siber terhadap pemerintah dan perusahaan sektor teknologi di Amerika Serikat dan Asia Timur sejak sekitar tahun 2010, Badan Kepolisian Nasional Jepang mengatakan dalam pernyataan terpisah.

Pada tahun 2020, otoritas keamanan Taiwan melaporkan serangan siber ke sekitar 6.000 akun email pejabat pemerintah dari Blacktech dan kelompok peretas lainnya Taidoor, dengan mengatakan bahwa keduanya kemungkinan besar didukung oleh Partai Komunis China.

Di tengah meningkatnya ketegangan AS-China terkait isu-isu termasuk Taiwan, para pejabat keamanan AS meningkatkan peringatan mereka terhadap kemampuan serangan siber China. Kepala FBI, Chris Wray, awal bulan ini mengatakan China “memiliki program peretasan yang lebih besar dibandingkan gabungan negara-negara besar lainnya”.

Pada bulan Mei, otoritas keamanan siber di Australia, Kanada, Selandia Baru, dan Inggris bergabung dengan lembaga-lembaga AS dalam mengeluarkan nasihat mengenai “aktor siber yang disponsori negara” China.

Jepang, sekutu utama AS di Asia Timur bersama dengan Korea Selatan, diduga diserang oleh peretas militer China yang memperoleh akses ke jaringan pertahanan rahasianya pada tahun 2020, kata Washington Post bulan lalu. Pentagon mengatakan pihaknya yakin bisa berbagi informasi intelijen dengan Jepang meskipun ada laporan tersebut. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home