Loading...
DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 15:38 WIB | Sabtu, 22 Agustus 2015

AS-Korsel Sempat Hentikan Latihan Militer Pascainsiden Penembakan

Aktivis antiperang Korea Selatan memegang plakat selama unjuk rasa mengecam latihan militer gabungan AS-Korea Selatan di dekat kedutaan AS di Seoul pada 17 Agustus 2015. (Foto: AFP)

WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Pasukan Amerika Serikat sempat menghentikan latihan militer di Korea Selatan pada Kamis setelah Korea Utara melepaskan beberapa kali tembakan yang melintasi perbatasan, kata Pentagon pada hari Jumat (21/8).

Asisten Sekretaris Pertahanan David Shear mengatakan pasukan AS sudah melanjutkan kembali latihan gabungan bersama militer Korea Selatan, tapi masih dalam kondisi kesiapan yang “ditingkatkan.” 

“Kami menghentikan sementara beberapa bagian dari latihan untuk memungkinkan pihak kami berkoordinasi dengan ROK (Korea Selatan) mengenai insiden saling tembak di DMZ (wilayah perbatasan non militerisasi),” kata Shear, asisten sekretaris keamanan untuk Asia dan Pasifik.

Shear menyalahkan Korea Utara atas ketegangan yang meningkat saat ini dan mendesak Pyongyang untuk menahan diri dari berbagai “tindakan dan retorika yang mengancam perdamaian serta stabilitas regional, dan kami berada di pihak sekutu ROK mengenai masalah ini.”

Ketegangan militer semakin meningkat di semenanjung sejak insiden penembakan pada Kamis, yang menurut Korea Selatan dimulai oleh Korea Utara.

PBB Desak Hentikan Ketegangan

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada Jumat (21/8) mendesak Korea Selatan dan Korea Utara untuk menghentikan eskalasi ketegangan di wilayah semenanjung.

Ban “mendesak pihak-pihak tersebut untuk menahan diri dari mengambil langkah apa pun yang bisa meningkatkan ketegangan,” kata juru bicaranya, Eri Kaneko.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un menempatkan tentara perbatasannya dalam siaga perang pada Jumat, sehari setelah terlibat saling tembak di perbatasan demiliterisasi yang menyebabkan militer Korea Selatan dalam siaga penuh.

Ban, yang menjabat sebagai menteri luar negeri Korea Selatan periode 2004-2006, mengatakan bahwa dia “sangat mengkhawatirkan” perkembangan yang terjadi saat ini dan menyerukan adanya dialog untuk mengurangi ketegangan tersebut.

Ketegangan sudah memanas sebelum penembakan, setelah ledakan ranjau melukai dua anggota patroli perbatasan Korea Selatan dan dimulainya latihan militer Korea Selatan-Amerika Serikat pada Senin yang membuat geram Pyongyang.

Korea Utara menyurati Dewan Keamanan PBB pekan ini untuk kembali meminta pertemuan darurat mengenai latihan militer tersebut, namun para diplomat mengatakan tidak ada yang diagendakan.

Latihan tersebut, yang akan berlangsung hingga 28 Agustus, sebagian besar merupakan simulasi komputer serangan Korea Utara, namun masih melibatkan sekitar 50.000 tentara Korea dan 30.000 tentara AS.

Wakil Duta Besar Korea Utara untuk PBB An Myong Hun menjadwalkan konferensi pers di markas PBB pukul 2000 GMT.

Perang Korea 1950-1953 berakhir dalam gencatan senjata bukan perjanjian damai, sehingga bisa dikatakan bahwa kedua negara Korea tersebut secara teknis masih berperang. (AFP)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home