Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 11:14 WIB | Senin, 13 Mei 2024

AstraZeneca Tarik Vaksin COVID-19 dari Pasar Eropa

Staf medis menyiapkan vaksin virus corona AstraZeneca selama persiapan di pusat vaksin di Ebersberg dekat Munich, Jerman, Senin, 22 Maret 2021. Raksasa farmasi AstraZeneca telah meminta agar izin Eropa untuk vaksin COVID-nya dicabut, menurut regulator obat-obatan UE pada Rabu, 8 Mei 2024. (Foto: dok. AP/Matthias Schrader)

LONDON, SATUHARAPAN.COM-Raksasa farmasi AstraZeneca telah meminta agar izin Eropa untuk vaksin COVID-19-nya dicabut, menurut regulator obat-obatan Uni Eropa.

Dalam pembaruan di situs web Badan Obat Eropa pada hari Rabu, regulator mengatakan bahwa persetujuan untuk Vaxzevria AstraZeneca telah ditarik “atas permintaan pemegang izin edar.”

Vaksin COVID-19 AstraZeneca pertama kali disetujui oleh EMA (European Medicines Agency) pada bulan Januari 2021. Namun, dalam beberapa pekan, kekhawatiran mengenai keamanan vaksin tersebut semakin meningkat, ketika puluhan negara menghentikan penggunaan vaksin tersebut setelah ditemukan adanya pembekuan darah pada orang yang diimunisasi yang tidak biasa namun jarang terjadi di sejumlah kecil negara.

Regulator UE menyimpulkan bahwa suntikan AstraZeneca tidak meningkatkan risiko penggumpalan darah secara keseluruhan, tetapi keraguan masih ada.

Hasil parsial dari uji coba besar pertama – yang digunakan Inggris untuk mengesahkan vaksin – dikaburkan oleh kesalahan produksi yang tidak segera diakui oleh para peneliti. Kurangnya data mengenai seberapa baik vaksin ini melindungi orang lanjut usia menyebabkan beberapa negara pada awalnya membatasi penggunaannya untuk populasi yang lebih muda sebelum kemudian berbalik arah.

Miliaran dosis vaksin AstraZeneca didistribusikan ke negara-negara miskin melalui program yang dikoordinasikan oleh PBB, karena lebih murah dan lebih mudah untuk diproduksi dan didistribusikan. Namun penelitian kemudian menunjukkan bahwa vaksin messenger RNA yang lebih mahal yang dibuat oleh Pfizer-BioNTech dan Moderna memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap COVID-19 dan banyak variannya, dan sebagian besar negara beralih ke vaksin tersebut.

Program imunisasi virus corona nasional di Inggris pada tahun 2021 sangat bergantung pada vaksin AstraZeneca, yang sebagian besar dikembangkan oleh para ilmuwan di Universitas Oxford dengan dukungan finansial yang signifikan dari pemerintah. Namun Inggris kemudian terpaksa membeli vaksin mRNA untuk program vaksinasi booster COVID-nya dan vaksin AstraZeneca kini jarang digunakan secara global. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home