Loading...
INSPIRASI
Penulis: Novi Anggraeni 00:00 WIB | Kamis, 14 November 2013

Badai atau Kita yang Tenang?

Gelombang Laut (www.antarasulut.com)

SATU HARAPAN.COM – Ketika  mengikuti pelatihan yang diselenggarakan kantor tempat saya bekerja, sepintas saya melihat laptop salah satu peserta. Awalnya saya tidak berniat untuk membaca kutipan pada background laptopnya secara serius. Namun, mata saya kemudian terpaku pada kutipan yang kurang lebih berbunyi: Terkadang Tuhan menenangkan badai. Tetapi adakalanya, Tuhan membiarkan badai tetap ada, dan Ia menenangkan anak-anak-Nya.

Saya termenung sejenak setelah membaca kutipan yang entah ditulis siapa. Saya pikir setiap orang tentu mengalami ”badai kehidupannya” masing-masing. Tak terkecuali saya. Betapa sering saya berharap badai kehidupan yang saya hadapi lenyap agar saya bisa hidup dengan tenang. Betapa sering saya berharap orang-orang yang tidak saya sukai menghilang dalam hidup saya, sehingga saya bisa menjalani hidup dengan lebih tenang dan damai.

Jika mau jujur, bukankah kita lebih berharap supaya tragedi atau badai kehidupan yang kita alami sirna dari kehidupan kita? Sering kali kita berharap agar kita dijauhkan dari berbagai ”badai” karena kita berpikir hal-hal semacam itulah yang membuat hidup kita tidak bisa tenang.

Apakah harapan kita selalu terkabul? Seperti kutipan di atas, tidak selamanya badai itu lenyap. Adakalanya Tuhan memilih untuk membiarkan badai tetap ada, namun Ia akan menenangkan kita dalam menghadapinya.

Jika kita cermati lebih dalam, ada dua fase dalam kutipan tersebut. Fase pertama: Tuhan menenangkan badai. Dan inilah fase yang diinginkan banyak orang. Bukankah hidup terasa lebih indah dan nyaman jika badai masalah lenyap?

Fase kedua, Tuhan membiarkan badai tetap ada, tetapi Ia akan menenangkan kita. Fase ini tentu lebih menuntut kedewasaan kita. Kita ”dipaksa” untuk menghadapi badai masalah kehidupan, tetapi toh Ia akan menenangkan kita. Bukankah itu menakjubkan?

Jadi, tidak masalah apakah Tuhan memilih untuk menenangkan badai atau membiarkan badai tetap ada. Yang terpenting adalah Ia tetap ada dan menenangkan kita.

Nah, apakah kita sekarang sudah lebih tenang?

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home