Loading...
INDONESIA
Penulis: Reporter Satuharapan 16:34 WIB | Kamis, 20 November 2014

Banjir Tiba, Saatnya Pak Toto Lupakan Cincau

Toto mendayung rakitnya untuk mengantarkan penumpang di tengah banjir melanda di daerah rumahnya , Jakarta, (20/11). (foto:satuharapan.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM –   Banjir yang melanda sebagian wilayah di Jakarta pada Kamis (20/11)  tidak menyurutkan niat warga untuk mencari nafkah.

Toto (39) yang berprofesi sebagai pedagang cincau saat ditemui satuharapan.com mengaku harus beralih profesi menjadi tukang ojek rakit di daerah Cawang, Jakarta Timur.

Toto tinggal di salah satu wilayah rawan banjir di Jakarta, yakni di Gang Arus, Cawang, Jakarta Timur. Setiap banjir, ia terpaksa berhenti berdagang. Ia memutar otak mencari nafkah untuk menghidupi ketiga anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar.

Tukang ojek rakit menjadi profesi keduanya saat banjir melanda tempat tinggalnya. Profesi yang hanya ditekuni saat banjir ini telah menjadi penopang hidupnya. Rakit sederhana beralas gabus dilapisi terpal dengan kapasitas tiga orang dibuat dengan modal Rp 250.000.

Toto kepada satuharapan.com mengatakan, “Kalau tidak dagang, nanti  anak dan istri saya tidak bisa makan, makanya saya ngojek rakit lumayan buat makan keluarga saya,” ujarnya.

Selain untuk mencari nafkah, niat Toto menjadi tukang ojek rakit ialah membantu tetangganya yang enggan mengungsi karena banjir merupakan hal biasa.

Toto tidak dapat mematok berapa jam dalam sehari ia beroperasi. Sekiranya dia lelah, dia akan beristirahat. Dari pekerjaan musimannya ini, Toto dapat mengumpulkan hasil ojekan maksimal Rp 70.000,   tidak beda jauh dengan profesi utamanya sebagai pedagang cincau yaitu Rp 90.000.

Toto tidak pernah mematok biaya untuk pengguna jasanya.

 “Tarif untuk naik ojek saya seiklhasnya, tetapi kebanyakan orang membayar minimal Rp 2.000 maksimal 5.000,” katanya.

Jasa seperti Toto diakui sangat berguna di saat banjir melanda. Febi, pengguna jasa ojek Toto mengatakan, “ Ojek rakit seperti Pak Toto penting saat banjir seperti saya mau pergi ke sekolah nih, kalau tidak ada ini saya gak bisa sekolah,” ujar Febi.  

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home