Loading...
INDONESIA
Penulis: Sotyati 15:30 WIB | Sabtu, 01 Februari 2014

Bantuan Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan bagi Pengungsi Sinabung

Bantuan Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan bagi Pengungsi Sinabung
Pelatihan karya kerajinan tangan tikar yang diberikan di Posko GBKP bagi pengungsi Sinabung. (Foto-foto: Dok GBKP)
Bantuan Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan bagi Pengungsi Sinabung
Kerajinan tangan karya pengungsi Sinabung.

KABANJAHE, SATUHARAPAN.COM – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Moh Nuh dan istri mengunjungi pengungsi erupsi Gunung Sinabung di Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo, Jumat (31/1). Selain memberikan motivasi, Menteri memberikan bantuan pendidikan bagi siswa sekolah yang terkena dampak dari erupsi Gunung Sinabung.

Bantuan pendidikan, seperti dilaporkan Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berupa 1.000 paket, diserahkan secara langsung di dua tempat, yaitu posko pengungsi Masjid Agung Kabanjahe dan Kantor Pemerintah Kabupaten Karo, yang diterima secara langsung siswa yang berhak, disaksikan oleh Bupati Karo.

Paket bantuan terdiri atas seragam sekolah, sepatu kets lengkap, tas jenis ransel, tenda kapasitas 80 orang sebanyak 10 unit, serta pendampingan psikososial pendidikan. Ditjen Pendidikan Menengah Kemendikbud telah merencanakan intervensi bantuan jangka pendek dan panjang untuk SMAN 1 Simpang Empat dan SMA 1 Tiga Nderket berupa paket seragam lengkap, bantuan siswa miskin, dan rehabilitasi ruang kelas.

Pada sambutannya di Masjid Agung Kabanjahe, Menteri menyampaikan, "Dalam kondisi apa pun anak-anak harus tetap belajar. Kami akan beri dukungan penuh, baik guru, fasilitas atau apapun," ujar Nuh.

 

Pengungsi Berkarya

Meninggalkan rumah dalam waktu berbulan-bulan tanpa beraktivitas memang mudah mendatangkan kejenuhan dan kebosanan. Menyadari hal itu, demi mengurangi rasa bosan dan jenuh pengungsi, posko-posko Gereja Batak Karo Protestan (GBKP), seperti bisa dibaca di situs web GBKP, memfasilitasi pengungsi untuk membuat karya-karya kerajinan tangan.

Di Posko Induk GBKP di Kantor Klasis Kabanjahe, pengungsi dapat mengisi rasa jenuh dengan membuat tikar, sumpit, bunga kertas, parem karo (minyak urut), dan juga menyulam. Di Posko Kabanjahe Kota dan di Posko Simpang 6, pengungsi membuat tikar dan sumpit. Di Posko KWK Berastagi, pengungsi membuat minyak urut.

Bahan-bahan dasar untuk pembuatan kerajinan tangan itu disediakan oleh posko-posko. Humas Moderamen GBKP menuliskan, posko-posko terlebih dulu mendata pengungsi yang mau membuat karya tangan.

Diharapkan nantinya kerajinan tangan karya itu bisa mendatangkan pendapatan bagi pengungsi. Pendapatan dari penjualan hasil karya itu diharapkan dapat membantu mereka, walaupun sedikit, karena lahan pertanian yang mereka tinggalkan di desa sudah rusak akibat erupsi Sinabung.

Untuk jangka panjang, kegiatan itu diharapkan dapat membentuk suatu komunitas penghasil kerajinan tangan. Dengan demikian, sesudah kembali ke kampung halaman, kegiatan itu diharapkan dapat terus berlangsung dan GBKP akan terus mencoba memasarkan melalui jemaat-jemaatnya.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home