Loading...
DUNIA
Penulis: Reporter Satuharapan 23:17 WIB | Senin, 08 Desember 2014

Barat Mulai Mengganti Nama ISIS menjadi Daesh

Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius (Foto: AFP)

PRANCIS, SATUHARAPAN.COM – Negara Barat dan media barat mulai mengganti sebutan untuk kelompok ekstremis Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS atau ISIL) yang kemudian menyebut diri "Negara Islam" (IS), dengan kata Daesh dari Bahasa Arab.

Menurut jaringan televisi CBS News Network di Kanada, Amerika Serikat mulai meninggalkan kata ISIL atau ISIS atau IS, dan menggantinya dengan kata akronim dari Bahasa Arab, Daesh, karena dinilai lebih merendahkan kelompok militan itu.

Saat berbicara di Brussels, Belgia, beberapa hari lalu, Menteri Luar Negeri AS John Kerry mulai memakai istilah ini.

"Dalam waktu kurang dari tiga bulan komunitas internasional telah bersama-sama membentuk koalisi yang menjadi langkah penting dalam mendegradasi dan mengalahkan ISIL atau Daesh.” kata John Kerry. 

"Daesh masih terus melakukan kejahatan-kejahatan yang mengerikan," tambah Kerry.

Namun, pemerintah Kanada, Australia dan Inggris masih menggunakan kata ISIL, sedangkan negara-negara lainnya dan banyak media massa menyebut "Negara Islam" atau "IS".  Media Kanada sendiri lebih memilih ISIS.

Prancis-lah yang pertama kali menggunakan sebutan Daesh pada ISIS pada September lalu.

Laurent Fabius Menteri Luar Negeri Prancis meminta media massa negara – negara lain mengikuti langkah Prancis.

"Ini kelompok teroris, bukan negara. Saya tak merekomendasikan kata 'Negara Islam' karena istilah itu mengaburkan batasan antara Islam, Muslim, dan kaum militan," kata Fabius.

"Orang-orang Arab menyebut mereka 'Daesh' dan saya akan menyebut mereka 'Si Bengis Daesh," sambung Fabius.

"Daesh" sebenarnya akronim singkatan Bahasa Arab dari ISIS (al-Daullah al-Islamiyah fil 'Iraq wal-Sham), tapi kedengaran seperti kata daes dan dahes dalam Bahasa Arab yang berarti 'orang yang menyebarkan perselisihan'.

Di Ottawa, Oktober silam, mantan presiden AS Bill Clinton menjelaskan alasan menggunakan sebutan kelompok tersebut sebagai "Negara Islam".

"Apa pun sebutan Anda, entah ISIS atau ISIL, saya menolak menyebut mereka 'Negara Islam', karena mereka bukan Islam dan bukan pula negara," kata Clinton seperti dikutip CBS News Network. (Ant)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home