Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 11:47 WIB | Senin, 19 Juni 2023

Bashar Al Assad Gunakan Captagon untuk Tanamkan Pengaruh di Negara Arab

Foto yang dirilis oleh Saudi Press Agency (SPA) menunjukkan seorang petugas bea cukai Arab Saudi membuka buah delima impor, saat bea cukai menggagalkan upaya penyelundupan lebih dari lima juta amfetamin yang dikenal sebagai Captagon, yang dikatakan berasal dari Lebanon, di Jeddah Islamic Port, Arab Saudi, Jumat, 23 April 2021. Sebuah pil putih kecil telah memberi pengaruh kuat kepada Presiden Suriah Bashar Assad dengan tetangga Arabnya, yang bersedia mengeluarkannya dari status paria dengan harapan dia akan menghentikan aliran amfetamin Captagon yang sangat adiktif keluar dari Suriah. (Foto: dok. SPA via AP)

DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Sebuah pil putih kecil telah memberi Presiden Suriah, Bashar Al-Assad, pengaruh yang kuat dengan tetangga Arabnya, yang bersedia mengeluarkannya dari status paria dengan harapan dia akan menghentikan aliran amfetamin Captagon yang sangat adiktif keluar dari Suriah.

Pemerintah Barat dibuat frustrasi oleh perlakuan karpet merah yang diberikan negara-negara Arab kepada Assad, khawatir rekonsiliasi mereka akan merusak desakan untuk mengakhiri perang sipil Suriah yang telah berlangsung lama.

Tetapi bagi negara-negara Arab, menghentikan perdagangan Captagon adalah prioritas utama. Ratusan juta pil telah diselundupkan selama bertahun-tahun ke Yordania, Irak, Arab Saudi, dan negara-negara Teluk Arab lainnya, di mana obat tersebut digunakan secara rekreasional dan oleh orang-orang dengan pekerjaan fisik yang menuntut agar mereka tetap waspada.

Arab Saudi telah mencegat pengiriman pil dalam jumlah besar yang disembunyikan di peti buah jeruk plastik palsu dan di dalam buah delima yang dilubangi, bahkan pil yang dihancurkan dan dibentuk agar terlihat seperti mangkuk tanah liat tradisional.

Analis mengatakan Assad kemungkinan besar berharap bahwa dengan membuat gerakan yang bahkan terbatas terhadap narkoba, dia dapat memperoleh uang rekonstruksi, integrasi lebih lanjut di wilayah tersebut dan bahkan tekanan untuk mengakhiri sanksi Barat.

Sebagian besar Captagon dunia diproduksi di Suriah, dengan produksi yang lebih kecil di Lebanon. Pemerintah Barat memperkirakan perdagangan ilegal pil menghasilkan miliaran dolar.

Amerika Serikat, Inggris dan Uni Eropa menuduh Assad, keluarga dan sekutunya, termasuk kelompok militan Hizbullah Lebanon, memfasilitasi dan mengambil keuntungan dari perdagangan tersebut. Itu telah memberi pemerintahan Assad garis hidup finansial besar-besaran pada saat ekonomi Suriah runtuh, kata mereka. Pemerintah Suriah dan Hizbullah membantah tuduhan itu.

Tetangga Suriah telah menjadi pasar terbesar dan paling menguntungkan untuk obat tersebut. Ketika industri berkembang, para ahli mengatakan Damaskus dalam beberapa tahun terakhir melihat Captagon lebih dari sekadar sapi perah.

"Rezim Assad menyadari bahwa ini adalah sesuatu yang dapat mereka persenjatai untuk keuntungan politik ... dan saat itulah produksi mulai dalam skala besar," kata Karam Shaar, seorang rekan senior di New Lines Institute yang berbasis di Washington.

Captagon Jadi Bahan Negosiasi Politik

Menghentikan perdagangan telah menjadi permintaan utama negara-negara Arab dalam pembicaraan mereka dengan Suriah untuk mengakhiri isolasi politiknya. Suriah diterima kembali bulan lalu dari Liga Arab, yang ditangguhkan pada 2011 karena penumpasan brutal Assad terhadap pengunjuk rasa. Pada 20 Mei, Assad mendapat sambutan hangat di KTT Liga Arab di Jeddah, Arab Saudi.

Tanda yang mungkin terjadi di belakang layar terjadi pada 8 Mei, ketika serangan udara di Suriah selatan membuat rumah gembong narkoba terkenal menjadi puing-puing. Merhi al-Ramthan, istri dan enam anaknya tewas. Serangan lain menghancurkan pabrik Captagon yang dicurigai di luar kota Daraa, dekat perbatasan Yordania.

Yordania kemungkinan berada di balik serangan itu, dengan persetujuan Assad, kata para aktivis dan pakar. Serangan itu terjadi satu hari setelah Liga Arab secara resmi mengakui kembali Suriah, sebuah langkah yang dibantu perantara Yordania.

“Assad memberikan jaminan bahwa dia akan menghentikan rezim mendukung dan melindungi jaringan penyelundupan,” kata mantan brigadir jenderal dinas intelijen Yordania, Saud Al-Sharafat, kepada The Associated Press. “Misalnya, dia memfasilitasi pembuangan al-Ramthan.”

Yordania, katanya, melihat perdagangan Captagon sebagai "ancaman bagi keamanan dan perdamaian komunal."

Dalam komentar publik, menteri luar negeri Yordania, Ayman Safadi, menolak untuk mengkonfirmasi atau menyangkal apakah negaranya berada di balik serangan udara tersebut, tetapi mengatakan bersedia mengambil tindakan militer untuk mengekang penyelundupan narkoba.

Negara-negara Arab, banyak di antaranya mendukung pemberontak yang mencoba menggulingkan Assad, mengatakan bahwa mereka memiliki tujuan yang sama untuk mendorongnya berdamai. Menjelang KTT Jeddah, Yordania menjadi tuan rumah pertemuan para diplomat top dari Suriah, Arab Saudi, Irak, dan Mesir, dan agenda panjang termasuk menetapkan peta jalan untuk pembicaraan damai dan kembalinya jutaan pengungsi Suriah.

Tapi tentang Captagon, pertemuan itu membuat kemajuan paling besar. Suriah berjanji untuk menekan penyelundupan, dan komite koordinasi keamanan regional disepakati. Beberapa hari kemudian, media pemerintah Suriah melaporkan bahwa polisi menghentikan operasi penyelundupan Captagon di kota Aleppo, menemukan satu juta pil bersembunyi di sebuah truk pikap.

Yordania telah mengintensifkan pengawasan di sepanjang perbatasan Suriah dalam beberapa tahun terakhir dan telah menggrebeg pengedar narkoba. Pasukan Yordania membunuh 27 tersangka penyelundup dalam baku tembak sengit di bulan Januari.

Rute penyelundupan telah mempersulit penguraian jaringan narkoba. Seorang anggota milisi Irak mengatakan kepada AP bahwa milisi di Provinsi Anbar gurun Irak, yang berbatasan dengan Suriah, Yordania, dan Arab Saudi, sangat penting untuk penyelundupan Captagon. Dia berbicara dengan syarat anonim karena dia tidak berwenang untuk berbicara kepada media.

Tuduhan pada Oposisi

Anggota parlemen Suriah Abboud al-Shawakh menyangkal keuntungan pemerintah dari perdagangan narkoba dan menegaskan pihak berwenang berusaha keras untuk menindak penyelundupan.

“Negara kami digunakan sebagai rute transit regional karena ada penyeberangan perbatasan di luar kendali negara,” kata al-Shawakh kepada AP. Dia menuduh bahwa hanya kelompok oposisi bersenjata yang terlibat dalam transaksi Captagon.

Kelompok oposisi Suriah diyakini oleh banyak pengamat terlibat dalam penyelundupan narkoba. Pemerintah Barat, bagaimanapun, menuduh kerabat dan sekutu Assad berperan langsung dalam produksi dan perdagangan Captagon dan telah menjatuhkan sanksi pada serangkaian individu yang dekat dengan Assad.

Sementara Assad mungkin bersedia untuk melawan beberapa bagian dari perdagangan narkoba, dia memiliki sedikit insentif untuk menghancurkannya sepenuhnya tanpa memenangkan sesuatu sebagai imbalan dari negara-negara Arab, kata al-Sharafat.

Seorang pejabat Arab Saudi membantah laporan bahwa Riyadh telah menawarkan miliaran dolar ke Damaskus sebagai imbalan atas tindakan keras. Tetapi dia menambahkan bahwa apa pun yang ditawarkan kerajaan kepada Suriah akan lebih murah daripada kerusakan yang disebabkan oleh Captagon di kalangan pemuda Saudi. Dia berbicara dengan syarat anonimitas sesuai dengan peraturan.

Resolusi PBB 2254

Amerika Serikat dan pemerintah Barat lainnya khawatir bahwa normalisasi negara-negara Arab dengan Suriah merusak upaya untuk mendorong Assad membuat konsesi untuk mengakhiri konflik Suriah. Mereka ingin Assad mengikuti peta jalan perdamaian yang digariskan dalam Resolusi Dewan Keamanan PBB 2254, yang disahkan dengan suara bulat pada 2015, yang menyerukan pembicaraan dengan oposisi, menulis ulang konstitusi, dan pemilu yang diawasi PBB.

Sejauh ini, resolusinya tidak ke mana-mana. Sejak disahkan, Assad mendapatkan kembali kendali atas wilayah yang sebelumnya hilang, membatasi oposisi di sudut kecil barat laut. Cengkeramannya pada kekuasaan sekarang tampak kokoh, meskipun sebagian besar wilayah utara dan timur tetap berada di luar kendalinya, yang dipegang oleh pejuang Kurdi Suriah yang didukung AS.

Shaar mengatakan, Assad mungkin menggunakan kartu Captagon untuk mencoba agar resolusi PBB disimpan.

Konsesi lain, seperti pencabutan sanksi yang dipimpin Barat, akan lebih sulit baginya untuk menang. Sementara negara-negara Teluk Arab tidak akan dapat secara langsung menyuntikkan uang tunai ke pemerintah Assad dengan sanksi yang diberlakukan.

Shaar mengatakan mereka dapat menyalurkan uang melalui proyek-proyek yang dipimpin PBB di Suriah yang dikuasai pemerintah untuk mendapatkan tindakan dari Assad terhadap peny6elundupan Captagon. “Dia akan berpolitik dengan negara-negara Teluk,” kata Shaar. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home