Loading...
SAINS
Penulis: Kartika Virgianti 15:20 WIB | Kamis, 14 November 2013

Basuki: Bangunan Sekolah Ambruk Adalah Bencana

SDN Rawamangun 03 Pagi ambruk tahun lalu. (Foto: beritajakarta.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN. COM – Menurut Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama, saat ini ancaman yang nyata bagi sekolah di Jakarta masih banjir, tapi yang paling parah adalah ambruknya bangunan sekolah.

“Sekolah-sekolah kita itu dibangun dengan bahan-bahan yang tidak diperkirakan dengan baik. Misalnya, kayu yang digunakan yang masih muda dan banyak rayapnya. Bahkan tidak diberi anti rayap,” ujarnya usai membuka acara Lokakarya Pembelajaran akan Implementasi Program Sekolah Aman Bencana Komprehensif di Balai Kota, Kamis (14/11).

Sekolah yang terancam roboh bangunannya di Jakarta, ada sekitar 30 persen lebih. Pihaknya ingin fondasi yang digunakan untuk bangunan sekolah menggunakan baja ringan, karena menurutnya yang paling berbahaya adalah atap dan plafon.

Oleh karena itu, jika menggunakan kayu bisa saja kayunya sudah ada rayap di dalamnya Kontraktornya pun tidak dapat disalahkan jika sudah dilakukan serah terima. “Itu yang bahaya, jangan sampai anak lagi belajar, lalu ambruk. Rata-rata persoalannya masih di bahan baku bangunannya,” ucap Basuki.

“Contohnya saja, semalam sudah ada satu sekolah yang roboh,” ungkapnya.  

Masalahnya menurut Basuki, bukan hanya anggaran yang dikorup, tapi dia menduga bisa juga karena pihak sekolah tidak menyiapkan anggaran untuk pemeliharaan rayap yang tiap tahun bisa datang.

Karena itu dalam hal ini Basuki menekankan, pentingnya audit dari BPK dan BPKP, karena akan ketahuan berapa peserta tendernya, harga terendah yang ditawarkan berapa. Akan tetapi spek kayunya tidak disebutkan misalnya usianya berapa, bahkan jika sudah dicap hitam, sulit mengecek di dalamnya ada rayap atau tidak. Ini merupakan kendala dalam memilih bahan bangunan dari kayu.

Kalau dulu memang harus pakai kayu, tapi  sekarang baja ringan lebih murah daripada kayu yang paling bagus sekalipun. Selain itu aluminium juga banyak saat ini, harganya tergantung kelasnya. Dirinya menyayangkan dalam hal ini, karena perbedaan kualitas dari bahan baku bangunan ini, selalu ada potensi terjadinya mark up harga.

Basuki juga menjelaskan, semua bahan bangunan untuk pendidikan ini akan di-e-katalog-kan. Nantinya tinggal ambil harga-harga yang dijual di supermarket toko bangunan, tapi  jika tendernya mengambil langsung ke produsen, berarti mereka juga menyalahi peraturan. Produsen pun begitu, seringkali enggan berurusan dengan pemerintah yang dianggap terlalu merepotkan.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home