Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Prasasta Widiadi 14:24 WIB | Selasa, 26 Agustus 2014

Basuki Harap Rusun Komarudin Tidak Dijual Belikan

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama. (Foto: Prasasta Widiadi).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama berharap rumah susun (rusun) Komarudin agar jangan diperjual belikan secara pribadi. Basuki mengatakan hal ini di Ruang Tamu Wakil Gubernur, Jakarta pada Selasa (26/8) pagi.

“Nah, yang kita (Pemerintah Provinsi DKI, Red) mau, itu kan jangan sampai ada jual beli,” kata Basuki.

Rusun Komarudin di Jakarta Timur adalah salah satu tempat penampungan korban penggusuran Kali Mampang, Jakarta Selatan. Pembongkaran rumah di bantaran Kali Mampang dilaksanakan Satuan Polisi Pamong Praja pada Senin (18/8). Kala itu, Pemprov DKI merelokasi 372 kepala keluarga yang tinggal di tiga kelurahan yang ada di sekitar Kali Mampang, karena Pemprov DKI menganggap bangunan tersebut didirikan di areal yang tidak layak huni.

Pemprov DKI masih mewacanakan menindak tegas para oknum nakal yang mengelola sejumlah rumah susun yang ada di Jakarta saat ini. Dengan tujuan agar oknum tersebut jangan sampai menjual setiap unit rumah ke orang yang memiliki kemampuan ekonomi berkecukupan, padahal menurut Pemprov DKI rumah susun seperti Marunda, Komaruddin (Jakarta Timur) merupakan rusun yang dikhususkan bagi korban penggusuran atau bencana alam.

“Ini yang ngeluh-ngeluh kan yang kelas menengah ini, nah yang kelas nggak punya rumah bersyukur udah dapat rumah susun,” lanjut Basuki.

Akan tetapi, Basuki tidak memerinci kapan Pemprov DKI akan melakukan tindakan tegas terkait ulah sejumlah oknum nakal beberapa rusun di Jakarta.

“Nah, kita masih cari tanggal yang pas, soalnya itu (oknum nakal) yang mau kita usir-usirin,” lanjut Basuki.

Basuki menuturkan bahwa tidak hanya rusun Komarudin yang saat ini ramai dibicarakan akan tetapi juga sejumlah rusunawa (rumah susun sederhana sewa) lainnya seperti Marunda.

Rusunawa Marunda yang terletak di Jakarta Utara ini merupakan tempat pemindahan bagi warga yang sebelumnya tinggal di Waduk Pluit. Rusunawa ini terdiri dari tiga klaster dan 26 blok.

Sebagaimana diketahui pada 2013 lalu, Basuki dibuat kesal dengan pengelola rusun Marunda, sebab ada seorang oknum yang diduga mempersulit warga miskin untuk tinggal dengan memberi sejumlah persyaratan yang tidak dapat dipenuhi warga berkemampuan ekonomi lemah.

Menurut Basuki, masyarakat yang terpinggirkan sekitar Rusun Marunda justru harus diberi tempat tinggal dan pekerjaan. Basuki menambahkan apabila masyarakat miskin ;menempati rusun maka pemukiman kumuh akan hilang dari Jakarta.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home