Bawang Merah Baik bagi Jantung dan Sistem Imunitas
SATUHARAPAN.COM – Siapa yang tak kenal bumbu masakan yang satu ini. Bawang merah tak hanya populer dalam dongeng Nusantara, dalam cerita "Bawang Merah, Bawang Putih", tapi juga primadona di dalam dunia kuliner.
Bawang merah menurut Wikipedia merupakan sejenis tanaman yang menjadi bumbu berbagai masakan di dunia. Tanpa bawang merah, gereget masakan tidak akan terasa.
Pada umumnya, masakan Indonesia seperti soto, sup, juga bubur ayam, menggunakan bawang goreng sebagai penyedap sewaktu dihidangkan. Selain dimasak, bawang merah mentah juga tak kalah enak untuk dikonsumsi. Lihat saja sajian sate yang tak pernah ketinggalan menyertakan bawang merah segar. Lalu, dalam sajian salad sayur juga kerap hadir bawang merah mentah.
Bagi Anda yang senang mengonsumsi bawang merah mentah, ada banyak keuntungan yang didapatkan tubuh. Di dalam bawang merah mentah terdapat senyawa penting yang masih aktif dibandingkan saat sudah dimasak. Senyawa tersebut di antaranya sulfur organik dan minyak atsiri yang memberi manfaat bagi kesehatan.
“Bawang merah terutama memiliki manfaat tinggi karena mengandung antioksidan, quercetin. Senyawa ini baik untuk jantung, sistem imunitas tubuh, dan banyak hal lain di tubuh," kata peneliti pengobatan alami, Chris Kilham. Melihat manfaat besar dari bawang merah mentah, Kilham menyarankan untuk mengonsumsinya setiap hari.
“Makanlah bawang setiap hari. Satu bawang berukuran sedang sama dengan kira-kira satu cangkir bawang yang dicacah setiap hari,” kata Chris, yang dikutip dari medicinehunter.com.
Namun, yang terpenting bawang merah, seperti dikutip dari ub.ac.id, memiliki sumber senyawa polifenol yang luar biasa, termasuk di dalamnya senyawa flavonoid. Senyawa polifenol inilah yang berkhasiat sebagai antioksidan.
Kandungan nutrisi bawang merah cukup kaya. Dalam 100 gram bawang mentah terdapat vitamin E, K, kalsium, zat besi, magnesium, fosfor, kalium, natrium, dan seng (zinc). Konsumsi secara teratur, dapat menghindarkan kita dari kekurangan unsur vitamin dan mineral.
Pemerian Botani Bawang Merah
Tanaman bawang merah dikutip dari ccrc.farmasi.ugm.ac.id, berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15 – 30 cm di dalam tanah.
Memiliki batang sejati atau disebut diskus yang berbentuk seperti cakram, tipis dan pendek sebagai tempat melekatnya akar dan mata tunas (titik tumbuh). Di atas diskus terdapat batang semu yang tersusun dari pelepah-pelepah daun dan batang semu yang berada di dalam tanah berubah bentuk dan fungsi menjadi umbi lapis.
Daunnya berbentuk silindris kecil memanjang berlubang dan bagian ujungnya runcing, berwarna hijau muda sampai tua, dan letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya relatif pendek.
Tangkai bunga keluar dari ujung tanaman (titik tumbuh), dan di ujungnya terdapat 50 – 200 kuntum bunga yang tersusun melingkar (bulat) seolah berbentuk payung. Tiap kuntum bunga terdiri atas 5 – 6 helai daun bunga yang berwarna putih, 6 benang sari berwarna hijau atau kekuning-kuningan, 1 putik dan bakal buah berbentuk hampir segitiga. Bunga bawang merupakan bunga sempurna (hermaprodit) dan dapat menyerbuk sendiri atau silang.
Buah berbentuk bulat dengan ujungnya tumpul membungkus biji berjumlah 2 –3 butir. Bentuk biji agak pipih saat muda berwarna bening atau putih, setelah tua berwarna hitam. Biji bawang merah dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara generatif.
Bawang merah menurut Wikipedia, memiliki nama ilmiah Allium cepa var ascalonicum. Di Indonesia, bawang merah memiliki banyak nama daerah, yakni bawang abang mirah (Aceh), pia (Batak), bawang abang (Palembang), bawang sirah, barambang sirah, dasun merah (Minangkabau), bawang suluh (Lampung), bawang beureum (Sunda), brambang, brambang abang (Jawa), bhabang mera (Madura), jasun bang, jasun mirah (BaIi), lasuna mahamu, ransuna mahendeng, yantuna mopura, dansuna rundang, lasuna randang, lansuna mea, lansuna raindang (Sulawesi Utara), bawangi (Gorontalo), laisuna pilas, laisuna mpilas (Roti), kalpeo meh (Timor), bowang wulwul (Kai), kosai miha, bawa rohiha (Ternate), bawa kahori (Tidore).
Bawang merah dihasilkan di 24 dari 30 provinsi di Indonesia. Provinsi penghasil utama bawang merah di antaranya adalah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, NTB, dan Sulawesi Selatan.
Badan Litbang Pertanian sejak tahun 2010 telah menghasilkan aneka jenis varietas unggul baru (VUB) bawang merah, di antaranya Maja, Kuning, Bima Brebes, Katumi, Sembrani, Mentes.
Khasiat Herbal Bawang Merah
Bawang merah, dikutip dari unila.ac.id, merupakan sumber protein, serat, lemak, asam folat, energi, sodium, vitamin C, vitamin B6, dan banyak nutrisi lain dalam jumlah kecil. Antara lain, protein, air, vitamin B1, vitamin B2, vitamin C, asam folat, selenium, kalium, polisakarida seperti flavonoid (terutama kuersetin), sakarosa, fruktosa, peptide, dan minyak atsiri.
Sedangkan menurut Wikipedia, bawang merah, mengandung kalsium dan zat besi. Bawang merah juga mengandung zat pengatur tumbuh alami berupa hormon auksin dan giberelin. Kegunaan lain bawang merah adalah sebagai obat tradisional.
Bawang merah dikenal sebagai obat karena mengandung efek antiseptik dan senyawa alliin. Senyawa alliin oleh enzim alliinase selanjutnya diubah menjadi asam piruvat, amonia, dan alliisin sebagai antimikoba yang bersifat bakterisida.
Sudah sejak lama menjadi kebiasaan pada banyak keluarga di Indonesia menggunakan bawang merah yang dicampur dengan minyak kayu putih atau minyak telon dan memijatnya pada saat anak demam. Hal ini menurut dr Meta Hanindita, SpA, seperti dikutip dari detikHealth.com, Selasa (17/1), membenarkan fakta bahwa bawang merah memiliki sifat yang dapat melebarkan pembuluh darah. Sebab itu, pijatan itu bisa saja membantu menurunkan suhu tubuh anak.
Penelitian yang dilakukan I Gede Agus Wiryawan dari Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar Bali, memperkuat bawang merah dapat menurunkan demam. Penelitian yang dilakukan dengan memberikan ekstrak bawang merah pada tikus putih yang demam, dapat menurunkan suhu tubuh tikus tersebut.
Umbi bawang merah mengandung flavonoid. Senyawa flavonoid telah dikenal memiliki efek antiinflamasi dan juga memiliki efek antipiretik. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh ekstrak bawang merah terhadap perubahan suhu tubuh tikus (Rattus norvegicus) yang mengalami demam
Tim peneliti dari Departemen Ilmu Farmasi, Medical College, Coimbatore dan Rajeev Gandhi College of Pharmacy, Maharajganj, Uttar Pradesh India, juga meneliti bahwa bawang merah telah digunakan sebagai obat tradisional sejak zaman dulu, dan ternyata dapat membantu mencegah banyak orang yang menderita penyakit kronis. Hal Itu karena bawang mengandung sejumlah besar flavonoid, quercetin, yang dapat melindungi terhadap katarak, penyakit kardiovaskular, dan kanker.
Selain itu, bawang mengandung berbagai bahan kimia alami lain, yang dikaitkan dengan penurunan tekanan darah dan kolesterol. Walaupun jarang digunakan langsung sebagai pegobatan, namun sangat berkhasiat untuk memelihara kesehatan terutama bila dimakan dalam keadaan mentah secara teratur.
Bawang merah bersifat anthelmintik, antiinflamasi, antiseptik, antispasmodik, karminatif, diuretik, ekspektoran, obat penurun panas, hipoglikemik, hipotensi, lithontripic, perut dan tonik. Bawang merah meringankan infeksi, pilek, juga meringankan gangguan pencernaan dan akan memperkuat nafsu makan.
Peneliti M Jufri Samad dari Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin Makasar melakukan penelitian mengenai pengaruh ekstrak bawang merah terhadap penurunan kadar gula darah kelinci. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata ekstrak umbi bawang merah dengan dosis 250 mg/kg bb, menyebabkan penurunan kadar gula darah normal sebesar 23,46 persen.
Sedangan Tri Purwaningsih, dari Fakultas MIPA Farmasi UI, melakukan penelitian efek protektif bawang merah pada kerusakan hati akibat karbon tetraklorida. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata bawang merah menghambat peningkatan GPT plasma dan kerusakan jaringan hati..
Wulan Ambarwaty dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Surakarta, melakukan penelitian untuk mencapai gelar sarjana kedokteran gigi dengan menguji daya anti bakteri jus bawang merah terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans ATCC 25175 secara in vitro. Streptococcus mutans adalah bakteri patogen yang menyebabkan karies, biasa ditemukan di rongga mulut.
Mencuci mulut dengan antiseptik telah lama digunakan untuk mencegah pertumbuhan bakteri penyebab penyakit mulut. Namun, mencuci mulut menyebabkan efek samping perubahan warna pada gigi, dan penyebabnya Iritasi pada rongga mulut. Bawang merah salah satu bahan alternatif, memiliki antibakteri karena mengandung senyawa aktif seperti flavonoid, minyak esensial, dan saponin.
Hasil penelitian menunjukkan jus bawang merah dengan konsentrasi 20 persen, 40 persen, dan 80 persen, terbukti efektif menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans ATCC25175 pada MHA medium.
Tim peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia, melihat pengaruh ekstrak etanol bawang merah terhadap kadar kolestrol total tikus (Rattus norvegicus). Penelitian itu dilakukan untuk mengetahui dosis ekstrak etanol 70 persen umbi bawang merah yang efektif menurunkan kadar kolesterol total tikus yang diberi diet lemak tinggi.
Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol 70 persen bawang merah dengan dosis sebesar 600 mg/kg BB atau setara 120 mg/200 gBB secara statistik bermakna menurunkan kadar kolesterol total serum tikus alur Wistar jantan.
Sedangkan Nazla Alamri dari Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako Palu, meneliti uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol bawang merah terhadap Escherichia coli. Menurut beberapa penelitian bawang merah memiliki berbagai efek farmakologis, antara lain analgesik, antiinflamasi, antibakteri, dan antioksidan. Uji fitokimia menunjukkan ekstrak bawang merah mengandung flavonoid, saponin, tanin dan minyak atsiri yang memiliki sifat antibakteria. Escherichia coli merupakan bakteri yang umum ditemukan dalam usus manusia, beberapa bersifat patogen dan dapat menyebabkan diare. Dari hasil penelitian menunjukkan ekstrak bawang merah dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli.
Editor : Sotyati
BI Klarifikasi Uang Rp10.000 Emisi 2005 Masih Berlaku untuk ...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Bank Indonesia (BI) mengatakan, uang pecahan Rp10 ribu tahun emisi 2005 m...