Loading...
MEDIA
Penulis: Sabar Subekti 12:38 WIB | Selasa, 08 Februari 2022

BBC Laporkan Tiga Wartawannya di Sudan Ditangkap Penguasa

Pendukung tentara Sudan berkumpul di luar kantor misi PBB, di sebelah barat ibu kota Sudan, Khartoum, pada 5 Februari 2022. (Foto: dok. AFP)

KHARTOUM, SATUHARAPAN.COM-Penyiaran BBC mengatakan pihak berwenang di Sudan menangkap tiga wartawannya di ibu kota negara itu pada hari Senin (7/2) ketika ribuan orang Sudan turun ke jalan di seluruh negeri dalam protes anti-kudeta terbaru di negara Afrika itu.

Outlet berita itu mengatakan dalam sebuah laporan bahwa para jurnalis yang bekerja dengan layanan bahasa Arabnya dibawa ke lokasi yang tidak diketahui di Khartoum. Laporan itu mengatakan BBC bekerja sama dengan pihak berwenang untuk memastikan pembebasan segera mereka. Namun belum ada komentar segera dari pihak berwenang.

Ribuan orang Sudan berbaris di jalan-jalan di Khartoum dan kota Omdurman, menurut gerakan pro-demokrasi. Pasukan keamanan menembakkan peluru tajam, peluru karet, dan gas air mata untuk membubarkan para pengunjuk rasa, terutama di sekitar istana presiden di Khartoum, kata aktivis Nazim Sirag.

Media sosial dipenuhi dengan gambar-gambar yang menunjukkan gas air mata yang mengaburkan unjuk rasa di Khartoum dan pengunjuk rasa melemparkan batu dan melemparkan kembali tabung gas kosong ke pasukan keamanan.

Sirag mengatakan setidaknya 12 pengunjuk rasa terluka dan dibawa ke rumah sakit untuk perawatan. Tidak ada kematian yang dilaporkan.

Protes juga terjadi di tempat lain di negara itu, termasuk kota timur Port Sudan.

Demonstrasi hari Senin adalah yang terbaru dari serangkaian protes tanpa henti sejak militer pada 25 Oktober menggulingkan pemerintahan sipil pimpinan Perdana Menteri Abdalla Hamdok, yang diangkat kembali sebulan kemudian di bawah tekanan internasional yang berat.

Gejolak di negara itu memburuk setelah dia mengundurkan diri pada 2 Januari ketika upayanya untuk mencapai kompromi antara militer gerakan pro demokrasi gagal.

Kudeta telah menjungkirbalikkan transisi Sudan ke pemerintahan demokratis setelah tiga dekade penindasan dan isolasi internasional di bawah Presiden otokratis Omar al-Bashir.

Negara Afrika itu berada di jalan yang rapuh menuju demokrasi sejak pemberontakan rakyat memaksa militer untuk menyingkirkan al-Bashir dan pemerintah garis kerasnya pada April 2019. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home