Loading...
INDONESIA
Penulis: Sotyati 15:46 WIB | Kamis, 08 Oktober 2015

Bencana Asap, Beberapa Negara Siap Bantu Indonesia

Ilustrasi: salah satu titik panas di wilayah Riau. (Foto: Dok satuharapan.com/Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan,  penanganan kabut asap di Pulau Sumatera dan daerah lainnya sampai saat ini masih berlangsung. Presiden menegaskan, pemerintah akan terus mengerahkan seluruh kemampuan untuk dapat segera memadamkan kebakaran hutan di Indonesia.

“Setelah ini kita akan ke Riau, Jambi, Sumatera Barat, juga ke Sumatera Selatan, yang kota-kota di wilayah tersebut terkena kabut asap. Kemarin kami rapat, hingga saat ini konsentrasi untuk mengerahkan semuanya mengingat titik api seperti kita lihat memang masih merah sekali,” kata Presiden Jokowi seperti dikutip setkab.go.id, di sela-sela meninjau pembangunan proyek MRT, di Tugu Senayan, Jakarta, Kamis (8/10) pagi.

Mengenai bencana kabut asap, Presiden Jokowi mengemukakan, Indonesia telah meminta bantuan beberapa negara untuk dapat segera menghentikannya. Beberapa negara pun sudah menyatakan kesediaan membantu, yaitu Singapura, Rusia, Malaysia, dan Jepang.

“Kita kemarin sudah minta bantuan dan dibantu oleh Singapura. Masih dalam proses, Rusia dan Malaysia, kemudian Jepang. Kita harapkan nanti bisa mempercepat penanganan karena memang menangani kebakaran lahan gambut berbeda dengan menangani kebakaran hutan biasa. Berbeda sekali,” Presiden Jokowi memaparkan, seraya menyebutkan, bantuan dari negara lain tersebut berupa pesawat pengangkut air yang mampu membawa kapasitas air 12 hingga 15 ton.

Presiden Jokowi berharap dengan adanya bantuan tersebut dapat mempercepat pemadaman api dan menghentikan bencana kabut asap di Indonesia.

“Ada tiga pesawat dari Singapura, dari Rusia juga. Karena yang kami butuhkan saat ini adalah pesawat-pesawat pengangkut air 12 ton atau 15 ton. Tidak seperti yang sekarang, hanya 2-3 ton,” kata Presiden Jokowi.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home