Loading...
INDONESIA
Penulis: Martahan Lumban Gaol 12:01 WIB | Selasa, 17 November 2015

Beredar Transkrip Novanto Catut Nama Jokowi Minta Saham Freeport

Ketua DPR, Setya Novanto. (Foto: Dok. satuharapan.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN. COM – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia, Setya Novanto, kembali berurusan dengan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR. Novanto dilaporkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, dengan tuduhan mencatut nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk meminta saham PT Freeport Indonesia.

Dalam laporan ke MKD DPR pada hari Senin (16/11), Menteri ESDM menyerahkan bukti berupa transkrip rekaman sebanyak tiga halaman, yang berisi percakapan antara Ketua DPR, Setya Novanto, 'seorang pengusaha' dan seorang petinggi PT Freeport Indonesia.

Sejak hari Senin (16/11) pagi, tiga lembar transkrip percakapan yang disebut mencatut nama Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla sudah beredar di kalangan wartawan. Percakapan itu, terdiri atas tiga orang, yaitu Setya Novanto yang dituliskan dengan inisial Sn, pimpinan PT Freeport berinisial Mn, dan seorang pengusaha minyak berinisial R.

Secara terpisah, Menteri ESDM Sudirman Said mengungkapkan transkrip tersebut berasal dari rekaman percakapan dalam pertemuan petinggi PT Freeport Indonesia dengan Setya Novanto dan pengusaha minyak berinisial R. Pertemuan itu dihelat di sebuah hotel di kawasan Pacific Place 8 Juni 2015 pada pukul 14.00 WIB hingga 16.00 WIB. Pertemuan itu adalah pertemuan ketiga.

Dalam wawancara eksklusif di acara ‘Mata Najwa’ Metro TV, hari Senin (16/11) malam, Menteri ESDM membenarkan dugaan itu. Najwa menunjukkan foto surat laporan Sudirman ke MKD dan menunjukkan nama Setya Novanto sebagai pihak terlapor. Sudirman membenarkan surat tersebut adalah laporan yang dibuatnya.

"Saya sebagai Menteri ESDM, hal-hal sebagai berikut melaporkan, ya itu isi laporan saya kepada MKD," ujar Sudirman.

Secara terpisah, Setya Novanto yang langsung menyambangi Istana Wakil Presiden pada hari Senin (16/11) sore, membantah disebut mencatut nama Presiden Jokowi. Berkali-kali, Novanto membantah telah mencatut.

"Yang jelas saya selaku pimpinan DPR tidak pernah untuk bawa-bawa nama presiden atau mencatut nama presiden," kata Novanto usai menemui Wapres JK.

Seperti apa transkrip pembicaraan Novanto dan pengusaha berinisial R dengan pimpinan PT Freeport tersebut:

Sn: Waktu pak Luhut di Solo...Pak Luhut lagi disibukkan habis Jumat itu. Kalau bisa tuntas, minggu depan sudah bisa diharapkan. Itu yang sekarang sudah bekerja.

Mn: Coba ditinjau lagi fisibilitiesnya pak. Kalau ngga salah Freeport itu off taker.

R: Saran saya jangan off taker dulu, kalau off taker itu akan.....

Mn: Keterkaitan off taker itu darimana pak?

R:..... (suara tidak jelas)

Mn: Bapak juga nanti baru bisa bangun setelah kita kasih purchasing garanty lho pak. Purchasing garanty-nya dari kita lho pak.

R: PLTA-nya

Mn: Artinya patungan? Artinya investasi patungan 49-51 persen. Investasi patungan off taker kita juga? double dong pak? modalnya dari kita, off takernya dari kita juga

R: Kalau off taker itu.....Oke deh Kalau Freeport ngga usah ikut

Mn: Ini yang Pak R pernah sampaikan ke Dharmawangsa itu?

R:....(tidak jelas)

Mn: Oh kalau komitmen, Freeport selalu komitmen. Untuk smelter desember kita akan taruh 700 ribu dollar. Tanpa kepastian lho pak. Karena kalau kita ngga tahu, kita ngga komit. Sorry 700 juta dollar.

Sn: Presiden Jokowi itu dia sudah setuju di sana di Gresik tapi pada ujung-ujungnya di Papua. Waktu saya ngadep itu, saya langsung tahu ceritanya ini waktu rapat itu terjadi sama Darmo...Presiden itu ada yang mohon maaf ya, ada yang dipikirkan ke depan, ada tiga....(kurang jelas)

Tapi kalau itu pengalaman-pengalaman kita, pengalaman-pengalaman presiden itu, rata-rata 99 persen gol semua.

Ada keputusan-keputusan lain yang digarap, bermain kita

Makanya itu, Reza tahu Darmo, dimainkan habis-habisan, selain belok

Mn: delobies...

Repot kalau meleset komitmen...30 persen. 9,36 yang pegang BUMN

Sn: Kalau ngga salah, Pak Luhut itu bicara dengan Jimbok. Pak Luhut itu sudah ada yang mau diomong.

R: Gua udah ngomong dengan Pak Luhut, ambilah 11, kasihlah Pak JK 9, harus adil kalau ngga ribut.

Sn: Jadi kalau pembicaraan Pak Luhut dan Jim di Santiago, 4 tahun yang lampau itu, dari 30 persen itu 10 persen dibayar pakai deviden. Ini menjadi perdebatan sehingga mengganggu konstalasi. Ini begitu masalah cawe-cawe itu presiden ngga suka, Pak Luhut dikerjain kan begitu kan...Nah sekarang kita tahu kondisinya...Saya yakin juga karena presiden kasih kode begitu berkali-kali segala urusan yang kita titipkan ke presiden selalu kita bertiga, saya, pak Luhut, dan Presiden setuju sudah.

Saya ketemu presiden cocok. Artinya dilindungi keberhasilan semua ya. Tapi belum tentu kita dikuasai menteri-menteri Pak yang begini-begini.

R: Freeport jalan, bapak itu happy, kita ikut happy. Kumpul-kumpul/kita golf, kita beli private jet yang bagus dan representatif

Mn: Tapi saya yakin Pak, Freeport pasti jalan.

Sn: Jadi kita harus banyak akal. Kita harus jeli, kuncinya ada pada Pak Luhut dan saya.

Mn: Terima kasih waktunya pak

R: Jadi follow up gimana? Nanti saya bicara Pak Luhut jadi kapan. Terus Oke lalu kita ketemu. Iya kan?

Sn: Kalau mau cari Pak Luhut harus cepet, kasih tanggung jawab enggak. Gimana sukses, kita cari akal.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home