Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 11:18 WIB | Sabtu, 09 Januari 2016

Bisnis Daur Ulang Sampah Elektronik

Seorang pemulung yang sedang mengumpulkan sampah di tempat pembuangan sampah di Kenya. (Foto: dw.com)

KENYA, SATUHARAPAN.COM - Sebuah kontainer baru tiba, penuh dengan sampah elektronik dari negara lain. Alat-alat elektronik itu kemudian dipreteli di instalasi daur ulang milik negara, tidak jauh dari ibu kota Kenya, Nairobi. Tiap bulan, para pekerja menangani hampir 60 ton sampah elektronik.

Pemerintah berencana, produsen alat-alat seperti Microsoft, Nokia, dan Hewlett-Packard, harus turut membiayai daur ulang zat-zat berbahaya. Daur ulang dilakukan perusahaan pemerintah, East African Compliant Recycling.

Manajer pengembangan bisnisnya, Vicky Onderi, menjelaskan, "Misalnya tabung fosfor, yang mengandung air raksa. Kami akan mengeluarkan dana untuk menangani air raksa, karena dampaknya yang negatif. Dalam hal inilah peraturan diterapkan. Produsen barang-barang itu harus membayar, agar kami mendapat uang untuk membersihkannya dari lingkungan hidup."

Membeli dari Pedagang Kecil

Pekerja perusahaan daur ulang, pergi dan mengambil zat berbahaya dari pedagang-pedagang kecil dan tempat reparasi barang elektronik, yang mengurai sampah elektronik dan mengambil bagian yang berharga.

Selama ini zat berbahaya seperti timah hitam dibuang atau dibakar, sehingga merusak lingkungan.

Kandungan timbal dalam tanah, sampah kimia, dan sampah listrik beracun. Menurut laporan racun lingkungan yayasan Green Cross sekitar 200 juta warga di dunia terekspos langsung racun lingkungan.

Undang-undang baru kini mewajibkan mereka untuk menyerahkan sisa sampah elektronik kepada instalasi daur ulang milik negara.

Salah seorang dari mereka adalah Joyce Nyawira. Ia dibayar berdasarkan jumlah sampah elektronik yang ia serahkan. Sebulan ia bisa mendapat uang sekitar Rp 692.000. Lebih dari sebagian besar orang di lingkungannya. Uang itu cukup untuk memberi makan anak-anaknya.

Tetapi pekerjaan itu maknanya jauh lebih besar daripada sekedar pendapatannya. Joyce Nyawira mengatakan, "Di lingkungan ini, saya bisa bilang, kami telah melakukan sesuatu yang baik. Karena lingkungan bersih, lebih bersih daripada tahun lalu."

Tampaknya ini bisnis bagus bagi semua orang. Sampah elektronik beracun bisa ditangani secara tepat, dibiayai perusahaan produsen. Contoh ini bisa diikuti di mana-mana. Negara-negara Afrika lain seperti Uganda sedang memperhitungkan untuk melakukan model daur ulang dari Kenya ini.

Lokasi di Dunia yang Paling Membahayakan Kesehatan

Kandungan timbal dalam tanah, sampah kimia, dan sampah listrik, beracun. Menurut laporan racun lingkungan yayasan Green Cross sekitar 200 juta warga di dunia terekspos langsung racun lingkungan

-Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Agbogbloshie di Ghana

Tumpukan antene parabola tua atau televisi rusak menggunung di tempat pembuangan sampah akhir (TPA) khusus barang elektronik. Ini TPA elektronik terbesar kedua di barat Afrika. Sampah elektronik berbahaya jika kabel dibakar untuk memperoleh tembaga yang berharga di bagian dalam. Proses tersebut akan mengeluarkan timbal yang bermasalah bagi kesehatan.

-Pusat Industri Dzerzhinsk di Rusia

Dzershinsk adalah salah satu pusat terpenting bagi industri kimia Rusia. Antara 1930 dan 1998 ada 300.000 ton sampah kimia yang tidak dibuang secara benar. Banyak bahan kimia yang sampai ke air tanah dan juga udara. Di sini rata-rata usia perempuan hanya 47 tahun dan pria 42 tahun.

-PLTN Chernobyl di Ukraina

Hingga kini bencana Chernobyl dianggap sebagai kecelakaan reaktor terparah dalam sejarah. Pada 25 April 1986 uji coba dilakukan di PLTN yang menyebabkan peleburan inti atom. Hingga kini, dalam radius 30 kilometer tidak ada penduduk yang bisa tinggal di sana. Tanah di sekitar PLTN masih tercemar dan membahayakan produksi bahan pangan. Banyak warga yang tinggal di sekitarnya terkena penyakit leukemia.

-Penyamakan Kulit di Hazaribagh Bangladesh

Hazaribagh adalah lokasi dengan tempat penyamakan kulit terbanyak di Bangladesh. Sebagian besar pabrik semacam ini, menggunakan metode lama. Setiap hari mereka membuang 22.000 liter sampah beracun ke Sungai Buriganga, sungai terpenting Dhaka dan penyuplai air utama. Zat yang bisa menyebabkan penyakit kanker, seperti karsinogen membuat penduduk di sana terkena masalah kulit dan pernapasan.

Pertambangan Timah Hitam di Kabwe Zambia

Kabwe, kota kedua terbesar Zambia. Di kota itu, banyak anak yang dalam darahnya mengandung kadar timbal lebih tinggi. Di kota itu timbah digali sejak satu abad. Proses pelelehan menyebabkan logam berat berterbangan dalam bentuk partikel debu dan kembali terjatuh ke tanah di sekitar kawasan pertambangan.

-Pertambangan Emas di Kalimantan

Kalimantan dikenal berkat pertambangan emasnya. Untuk mengeluarkan emas, kebanyakan pertambangan menggunakan air raksa yang beracun. Proses ini setiap tahunnya melepaskan lebih dari 1000 ton air raksa ke lingkungan yang juga bisa masuk ke dalam air tanah.

-Sungai Matanza-Riachuelo di Argentina 

Sekitar 15.000 pabrik membuang limbah airnya ke Sungai Matanza-Riachuelo. Khususnya produsen kimia bertanggung jawab atas lebih dari sepertiga pengotoran sungai. Airnya mengandung kadar seng, timbal, tembaga, nikel dan logam berat lainnya. Penduduk khususnya menderita penyakit usus dan pernapasan.

-Delta Niger di Nigeria

Delta Niger adalah kawasan dengan penduduk padat di Nigeria. Delapan persen warga Nigeria bermukim di sana. Namun, daerah itu tercemar karena minyak dan hidrokarbon yang mengotori air tanah. Rata-rata ada 240.000 barrel minyak bumi yang sampai ke Delta Nil setiap tahunnya. Penyebab utamanya adalah kecelakaan kapal tanker minyak dan pencurian minyak

-Sungai Citarum di Indonesia

Air di sungai ini 1.000 kali lebih kotor dari air minum biasa. Kandungan aluminium dan besi sangat tinggi. Tidak heran, sekitar 2.000 pabrik menggunakan Sungai Citarum sebagai sumber air dan mengalirkan racun industri kembali ke air. Masalahnya, jutaan warga mengandalkan air tersebut untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

-Kota Industri Norilsk di Rusia

Hampir 500 ton tembaga dan nikeloksida dan dua juta ton sulfuroksida berada di ruang udara. Polusi udara sangat parah sehingga perkiraan masa hidup pekerja pabrik di Norilsk sepuluh tahun di bawah rata-rata warga Rusia. Polusi udara menyebabkan penyakit pernapasan seperti kanker paru-paru. (dw.com)

 

 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home