Loading...
EKONOMI
Penulis: Prasasta Widiadi 07:53 WIB | Jumat, 19 Juni 2015

BLU CPO Fund Penting Guna Pengembangan BBN

Enny Sri Hartati memberi materi pada konferensi pers bulanan Indef beberapa waktu lalu. (Foto: Dok. satuharapan.com/ Prasasta Widiadi)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Lembaga kajian ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) mengharapkan Badan Layanan umum (BLU) CPO Fund mampu mewujudkan pengembangan Bahan Bakar Nabati (BBN).

"Pengembangan BBN untuk mengurangi ketergantungan bahan bakar fosil dan beralih kepada penggunaan bahan bakar nabati. Untuk itu, keberadaan BLU akan menjadi penting," kata Direktur INDEF Enny Sri Hartati dalam keterangan persnya di Jakarta, Kamis (18/6).

Enny menjelaskan bahwa perlunya transparansi dalam pengelolaan BLU tersebut seperti transparansi  penggunaan dana untuk pengembangan biodiesel, penampungangan pengunaan dana hasil pungutan nantinya seperti apa karena itu semua menjadi titik krusial.

"Harus ada Governance dalam pengelolaan dana di BLU tersebut sehingga tidak ada penyimpangan dalam penggunaannya. Mekanisme penggunaan dana dan pengembangan BBN menjadi sangat penting didalam BLU tersebut. Meski ini tidaklah mudah," kata Enny.

Sementara itu, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (EBTKE-ESDM), Rida Mulyana mengatakan ketergantungan energi kepada negara lain sangat berbahaya karena itu perlu diupayakan untuk memaksimalkan potensi sumber -sumber energi alternatif menggantikan energi fosil.

Sumber energi alternatif yang cukup banyak dimiliki Indonesia antara lain sawit. Pasokan kelapa sawit Indoensia saat ini sangat melimpah sehingga tidak perlu menambah luas lahan sudah mencukupi kebutuhan.

"Memaksimalkan penggunaan energi terbarukan dengan memperhatikan tingkat keekonomian dan meminimalkan penggunaan minyak bumi merupakan prioritas kebijakan pengembangan energi," kata Rida Mulyana.

Trend produksi CPO yang masih akan terus meningkat, produksi minyak sawit tahun 2011 adalah 22,5 jt ton dan saat ini pasokan bahan baku melimpah, karena Indonesia surplus produksi 70 persen yang selama ini menjadi andalan ekspor nasional. Walaupun Indonesia market leader (17 persen), posisi Indonesia di pasar international relatif lemah, sehingga perlu penguatan pasar domestik, agar Indonesia tidak "terlalu" tergantung kepada pasar ekspor, khsusnya lewat biodisel.

Pemerintah telah mencanangkan mandatori BBN sebesar 15 persen tahun ini dan 20 persen untuk tahun 2016 mendatang. Pencampuran 10% tidak mengganggu kinerja mesin dan pencampuran 20% sudah dilakukan test dengan hasil  tidak ada permasalahan signifikan. (Ant).

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home