Loading...
DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 22:52 WIB | Senin, 04 November 2013

Bos Google Katakan Pengintaian Data oleh AS Memalukan

Eric Schmidt (Foto: dari google.com)

HONG KONG, SATUHARAPAN.COM - Kepala eksekutif Google Eric Schmidt mengatakan laporan yang mengatakan aktivitas pengintaian pemerintah Amerika Serikat terhadap pusat data raksasa Internet tersebut sangat “memalukan” dan merupakan tindakan ilegal jika terbukti benar, dalam sebuah wawancara pada Senin (4/11).

Berbicara kepada Wall Street Journal saat berkunjung ke Hong Kong, guru teknologi tersebut mengatakan bahwa Google mengajukan keluhan kepada Natioal Security Agency (Badan Keamanan Nasional/NSA), Presiden AS Barack Obama, serta para anggota Kongres AS.

“Ini sangat memalukan bahwa National Security Agency mengintai pusat data Google jika itu benar. Langkah organisasi tersebut dilakukan tanpa pertimbangan yang baik untuk mengejar misinya dan berpotensi melanggar privasi orang lain, itu tidak OK,” kata Schmidt.

“NSA dituduh mengumpulkan catatan komunikasi telepon dari 320 juta orang dalam upaya mengidentifikasi 300 orang yang dianggap berbahaya. Itu adalah kebijakan publik yang buruk... dan mungkin ilegal,” ujarnya dalam wawancara yang dilakukan di kota selatan China.

“Pengungkapan Snowden membantu kami dalam memahami bahwa sangat mungkin ada pengungkapan lagi tentang hal tersebut.” 

Serukan “Kebebasan Berbicara” di China

Eric Schmidt juga menyerukan kepada China untuk membuka akses Internet dan menyuarakan kehawatiran atas tindakan keras terbaru terhadap kebebasan secara online.

“Saya memiliki pendapat yang kuat dan pendapat saya adalah harus ada kebebasan berbicara untuk mengejar suatu tujuan,” ujarnya kepada Soth China Morning Post.

Schmidt melakukan kunjungan sebagai bagian dari program untuk mendorong para pengusaha muda di kota itu.

Dia mengatakan China perlu untuk terbuka dalam upaya untuk tumbuh dan mengkritik langkah terbaru negara itu terhadap “rumor online”, yang berarti penjara bagi penulis pesan berisi fitnah yang diposting kembali sebanyak 500 kali.

“Google memiliki keyakinan yang sangat kuat dalam kebebasan Internet. Daratan China meloloskan UU tentang hal yang diposting ulang sebanyak 500 kali. Maka anda akan berpikir kembali sebelum anda menulis. Ini merupakan sebuah masalah, itu berarti suara anda tidak benar-benar didengar,” ujar Schmidt.

Dia juga menyerang kebijakan satu anak di China, menyebutnya “masalah buruk” karena kebijakan tersebut menyebabkan populasi menua.

“Kami menginginkan lebih banyak warga China, jangan lebih sedikit, Anda harus menghentikannya sekarang. Seharusnya anda menghentikannya 10 tahun lalu,” ujarnya kepada SCMP.

Dalam sebuah wawancara terpisah di Hong Kong pada Senin, Schmidt mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa penyensoran Internet oleh China menunjukkan bahwa Google tidak punya rencana saat ini untuk berekspansi di kawasan tersebut.

Google meninggalkan mesin pencari berbahasa China di daratan tersebut pada 2011 dan pindah ke Hong Kong.

“Rezim sensor China menjadi jauh lebih buruk sejak kami pergi, jadi sesuatu harus berubah sebelum kami kembali,” katanya kepada Wall Street Journal. (AFP/Ant)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home