Loading...
INDONESIA
Penulis: Endang Saputra 18:35 WIB | Rabu, 07 September 2016

Budi Gunawan: BIN Sebagai Mata dan Telinga Presiden

Calon Kepala Badan Intelijen (Kabin) Komisaris Jenderal Polisi Budi Gunawan atau BG. (Foto: Endang Saputra)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Calon Kepala Badan Intelijen (Kabin) Komisaris Jenderal Polisi Budi Gunawan atau BG merasa bersyukur karena diberi kepercayaan untuk memimpin BIN.

“Puji syukur, alhamdulillah kepada Allah SWT karena uji kelayakan dan kepatutan pada hari ini berjalan dengan lancar dan baik,” kata Budi Gunawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, hari Rabu (7/9).

Ia berjanji akan bekerja berdasarkan konstitusi UUD 1945. Kemudian juga UU Nomoro 17 Tahun 2019 tentang IntelIjen Negara dan peraturan presiden Nomor 90 Tahun 2012 tentang Badan Intelijen Negara. Semua aturan tersebut akan menjadi dasar untuk memantapkan dan menguatkan fungsi BIN baik itu di bidang deteksi maupun peringatan dini. Sehingga semua potensi ancaman bisa dieliminir sedini mungkin. 

“Sebagai upaya penguatan, lebih mengoptimalkan koordinasi di antara seluruh fungsi penyelenggara intelijen negara yang lain,” kata dia.

Wakil Kapolri ini menjabarkan, akan menjadikan BIN sebagai mata dan telinga presiden dan pemerintah. Sebab, sesuai dengan Undang-Undangnya memang BIN mempunyai single clien yaitu Presiden.

“Tentu semua informasi yang dikumpulkan, yang diolah harus secara cepat, tepat, dan akurat bisa disampaikan ke bapak Presiden, dijadikan dasar untuk mengambil kebijakan,” kata dia.

Ketika ditanya soal netralitasnya sebagai Kabin yang baru, BG menjamin BIN harus bekerja dengan mengedepankan asas independensi dan berpatokan kepada fakta yang sebenarnya.

“Makanya aspek objektivitas ini penting, tidak berdasarkan kepentingan ataupun pesanan-pesanan,” kata dia.

BG pun enggan menyampaikan pesan Presiden Joko Widodo sebagai Kabin yang baru. Karena menurutnya, hal itu bagian dari tugas BIN yang membatasi akses publik untuk informasi tertentu. Sedangkan untuk kasus kematian pegiat HAM, Munir, BG enggan membicarakannya lebih jauh.

“Untuk kasus Munir, Nanti kita ‎lihat ke depan ya,” kata dia.                      

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home