Loading...
INSPIRASI
Penulis: Irvin Tolanda 07:19 WIB | Kamis, 04 Agustus 2016

Bukan Toleransi, Tetapi Persaudaraan

Persaudaraan bersifat saling memberi, bukan saling menuntut.
Salam perdamaian (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – Kehidupan rukun antarwarga kembali tercoreng oleh aksi anarkis yang dilakukan beberapa orang yang mengatasnamakan agama. Peristiwa di Tanjungbalai, Sumatera Utara, itu bermula dari protes seorang ibu terhadap suara pelantang masjid yang dianggapnya terlalu keras. Protes itu kemudian berujung pada tindakan pembakaran sejumlah Vihara dan Klenteng. 

Persoalan semacam ini bukan kali pertama terjadi. Kita mempunyai sejarah panjang kelam sehubungan dengan kerukunan antarmasyarakat, entah itu yang mewakili hubungan antarsuku maupun agama. Mengapa hal ini terus terjadi? Meski selalu menggaungkan ”toleransi”, tetapi kita selalu gagal menciptakan suasana hidup bersama yang rukun, damai dan harmonis. Permasalahannya bukanlah karena kita tidak belajar, tetapi karena kita hanya selalu sampai pada ”toleransi”.

Menurut KBBI, kata ”toleransi” berarti ”sifat atau sikap toleran; batas ukur untuk penambahan atau pengurangan yang masih diperbolehkan; penyimpangan yang masih dapat diterima dl pengukuran kerja.” Dari arti kata ini terlihat bahwa ”toleransi” punya batasan atau ukuran yaitu jika masih diperbolehkan dan jika masih dapat diterima, dan batasan ini tentunya diberikan oleh yang memberikan toleransi kepada yang ditoleransi. Di sinilah letak permasalahannya, jika yang memberi toleransi merasa sudah tidak dapat atau tidak ingin lagi menoleransi, maka terjadilah chaos.

Jika toleransi tidak pernah dapat berhasil, maka perlu ada rumusan baru untuk menciptakan suasana kebersamaan yang rukun dan damai. Rumusan itu adalah ”persaudaraan”. Persaudaraan adalah persahabatan yang sangat karib, seperti layaknya saudara; pertalian persahabatan yang serupa dengan pertalian saudara.

Persaudaraan terbangun karena adanya ikatan emosional yang mengatasi segala perbedaan. Persaudaraan mengikat satu dengan lainnya sehingga keberlangsungannya menjadi tanggung jawab bersama, tidak ada mayoritas atau minoritas, tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah, tidak ada yang lebih terhormat atau kurang terhormat. Persaudaraan menyatukan, bukan mengotak-ngotakkan. Persaudaraan bersifat saling memberi, bukan saling menuntut. Persaudaraan akan menciptakan kedamaian sejati, bukan kebersamaan semu dan cenderung dipaksakan.

Mari bersama kita melakukan lompatan besar dari toleransi menuju persaudaraan, agar damai tak lagi sekadar impian.

 

Email: inspirasi@satuharapan.com

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home