Loading...
DUNIA
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 17:31 WIB | Rabu, 22 Maret 2017

Capres Ekstrem Kanan Prancis Kunjungi Chad

Kandidat presiden dari partai ekstrem kanan Prancis Front National (FN) Marine Le Pen menyampaikan pidatonya saat berkampanye di Metz, Prancis pada 18 Maret 2017. (Foto: AFP/Jean Christophe Verhaegen)

N’DJAMENA, SATUHARAPAN.COM – Calon presiden Prancis dari kubu ekstrem kanan Marine Le Pen tiba di Chad, Selasa (21/3), untuk menemui tentara Prancis yang dikerahkan untuk melawan ekstremis. Kunjungan tersebut dilakukan meski kelompok oposisi melayangkan protes.

Setelah tiba sekitar 1200 GMT, Le Pen dijadwalkan bertolak ke kediaman Presiden Idriss Deby di Amdjarass, 900 kilometer di timur laut ibu kota N’Djamena.

Kementerian Pertahanan Prancis bertanggung jawab atas kemanan kunjungan para pejabat ke lapangan, sesuai dengan pertimbangan dan kapasitas keaanan.

Ketua partai Front Nasional tersebut akan menemui tentara yang tergabung dalam Operasi Barkhane, pasukan Prancis yang dikerahkan untuk menumpas ekstremis bersenjata di kawasan Sahel Afrika. Markas pasukan sendiri berlokasi di N’Djamena.

Di sisi lain UNDR menentang kunjungan tersebut. “Serikat Nasional untuk Demokrasi dan Pembaruan (UNDR) menentang kunjungan Marine Le Pen, kandidat kubu rasis dan xenofobia ekstremis sayap kanan dalam pemilu presiden Prancis,” menurut pernyataan partai.

“Chad tidak boleh memberikan dukungan sekecil apa pun bagi calon tersebut dengan kedok mengunjungi pasukan Barkhane dan menemui otoritas Chad.”

Pemimpin UNDR Saleh Kebzabo bersaing dengan Deby dalam pemilu tahun lalu. Berkuasa sejak 1990, Deby memenangi pemilu untuk masa jabatan kelima dengan memperoleh hampir 60 persen suara.

Le Pen mengatakan dia berjanji menaikkan anggaran pertahanan Prancis jika dia terpilih sebagai presiden. Pemilu putaran pertama akan digelar pada 23 April dan pemilu putaran kedua pada 7 Mei. (AFP)

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home