Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Dewasasri M Wardani 16:34 WIB | Senin, 18 Juli 2016

Cengkih, Rempah Asli Indonesia Berkhasiat Obat

Cengkih (Syzygium aromaticum, Eugenia aromaticum). (Foto: ifoodtv.com)

SATUHARAPAN.COM –  Cengkih adalah tanaman asli Indonesia yang banyak digunakan sebagai bumbu masakan di negara-negara Eropa dan Asia, serta sebagai bahan utama rokok kretek khas Indonesia.

Sejak dulu cengkeh dikenal khasiatnya sebagai obat tradisional. Seperti dikutip dari familyherbal.net, minyak cengkeh banyak dimanfaatkan oleh dokter gigi sebagai penghilang rasa sakit. Tanaman ini juga digunakan dalam industri farmasi, penyedap masakan, dan wewangian. Cengkih juga digunakan sebagai bahan dupa di Tiongkok dan Jepang. Daun cengkih kering yang ditumbuk halus dapat digunakan sebagai pestisida nabati dan efektif.

Cengkih, pala, dan merica, menurut Wikipedia, adalah rempah yang sangat mahal pada zaman Romawi. Cengkih menjadi bahan tukar-menukar oleh bangsa Arab pada abad pertengahan. Pada abad ke-17 dan ke-18 harga cengkih di Inggris sama dengan harga emas karena tingginya biaya impor.

Cengkih, atau cengkeh, memiliki nama Latin Syzygium aromaticum, dengan nama sinonim Eugenia aromaticum. Cengkeh dalam bahasa Inggris disebut cloves, adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga Myrtaceae. Di daerah penyebarannya, cengkih dikenal dengan banyak nama, di antaranya hanh con (Vietnam), kaan phluu (Thailand), ding xiang (Tiongkok), kuroobu atau shouji (Jepang).

Cengkih ditanam terutama di Indonesia (Kepulauan Banda) dan Madagaskar. Selain itu, juga dibudidayakan di Zanzibar, India, dan Sri Lanka. Tanaman ini adalah flora identitas Provinsi Maluku Utara.

Tanaman cengkih seperti dikutip dari unila.ac.id, termasuk jenis tumbuhan perdu yang memiliki batang pohon besar dan berkayu keras. Cengkih mampu bertahan hidup puluhan bahkan sampai ratusan tahun. Tingginya dapat mencapai 20-30 meter dan cabang-cabangnya cukup lebat.

Tanaman cengkih memiliki daun tunggal, bertangkai, tebal, kaku, bentuk bulat telur sampai lanset memanjang, ujung runcing, pangkal meruncing, tepi rata, tulang daun menyirip, permukaan atas mengkilap, warna hijau muda  atau cokelat muda saat masih muda dan hijau tua ketika tua. Bunga dan buah cengkih akan muncul pada ujungranting daun dengan tangkai pendek serta bertandan.  

Pada saat masih muda bunga cengkeh berwarna keungu-unguan, kemudian berubah menjadi kuning kehijauan dan berubah lagi menjadi merah muda apabila sudah tua. Bunga cengkih kering akan berwarna cokelat kehitaman dan berasa pedas karena mengandung minyak atsiri.

Tanaman ini tumbuh baik di daerah tropis di ketinggian 600 - 1.100 meter di atas permukaan laut (dpl) di tanah yang berdrainase baik. Cengkih akan dipanen jika sudah mencapai panjang 1,5–2 cm.

Cengkih afo, seperti dikutip dari situs perkebunan.litbang.pertanian.go.id, merupakan salah satu varietas unggul yang telah dilepas Balai Penelitian Tanaman Industri (Balittri) dari hasil kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Maluku Utara.

Cengkih asal Ternate termasuk yang diminati pedagang cengkih dan pabrikan. Nilai manfaat cengkih terletak pada bunga dan bijinya. Bunganya memiliki nilai ekonomi tertinggi, sebagai produk utama cengkih.

Khasiat Cengkih

Minyak esensial dari cengkih mempunyai fungsi anestetik dan antimikrobial. Minyak cengkih sering digunakan untuk menghilangkan bau napas dan untuk menghilangkan sakit gigi. Zat yang terkandung dalam cengkih yang bernama eugenol, digunakan dokter gigi untuk menenangkan saraf gigi.

Hal itu telah dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan Juvensius R Andries, Paulina N, dan Gunawan Aurelia Supit dari Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado, untuk mengetahui efek antibakteri ekstrak bunga cengkeh terhadap bakteri Streptococcus mutans secara in vitro.

Seperti diketahui minyak cengkih berguna sebagai antibakteri alami. Minyak esensial dari cengkih mempunyai  fungsi anestetik dan antimikrobial. Zat yang terkandung dalam cengkih yang bernama eugenol dapat membunuh bakteri termasuk bakteri yang resisten terhadap antibiotika. Salah satunya, bakteri Streptococcus mutans.

Bakteri itu, merupakan mikroorganisme penyebab utama terjadinya karies pada gigi. Dan berdasarkan penelitian uji efek antibakteri ekstrak cengkih, disimpulkan ekstrak cengkih memiliki efek antibakteri dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans secara in vitro.

Penelitian cengkih yang lain dilakukan tim mahasiswa Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada, yang meneliti minyak daun cengkih sebagai antimalaria. Senyawa pada minyak daun cengkih bisa mematikan plasmodium, sehingga penderita malaria akan berangsur sembuh. Namun, penelitian yang mereka lakukan, seperti dikutip dari ugm.ac.id, menjadi awal pembuatan obat malaria. Senyawa aktif hasil sintesis itu masih perlu diuji klinik lebih lanjut, yaitu meliputi uji in vivo, uji mekanisme aksi, dan toksisitas.

Tim peneliti Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang meneliti efektivitas ekstrak bunga cengkeh terhadap jumlah pembuluh darah kapiler pada proses penyembuhan luka insisi fase proliferasi. Ternyata, perawatan luka insisi dengan ekstrak bunga cengkih (Syzygium aromaticum) dosis 60 persen, mempengaruhi jumlah kapiler pada tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home