Loading...
SAINS
Penulis: Melki 04:48 WIB | Selasa, 05 Maret 2024

Deteksi Dini Obesitas Cegah Risiko Penyakit Tidak Menular

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI Dr. Eva Susanti S.Kp M.Kes dalam acara diskusi tentang obesitas di Jakarta, Senin (4/3/2024). (ANTARA)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Dr. Eva Susanti S.Kp M.Kes menyampaikan pentingnya deteksi dini obesitas dalam upaya untuk cegah risiko penyakit tidak menular.

Dalam acara diskusi tentang obesitas di Jakarta, Senin (4/3), dia menyampaikan bahwa deteksi dini obesitas bisa dilakukan dengan rutin menimbang berat badan, mengukur tinggi badan, serta memperhatikan konsumsi gula, garam, dan lemak.

Eva mengatakan bahwa indeks massa tubuh (IMT) yang dihitung dengan membagi berat badan dengan tinggi badan bisa digunakan untuk mendeteksi obesitas.

Menurut informasi yang disiarkan di laman resmi Kementerian Kesehatan, IMT orang Indonesia normalnya 18,25 sampai 25.

Orang dengan IMT 25,1 sampai 27,0 masuk kategori kelebihan berat badan tingkat ringan dan orang dengan IMT lebih dari 27 dikategorikan mengalami kelebihan berat badan tingkat berat.

Eva mengatakan bahwa ukuran lingkar perut sebaiknya juga diukur secara berkala. Menurut dia, ukuran lingkar perut normalnya 80 cm pada perempuan dan 90 cm pada pria.

Ia menjelaskan bahwa deteksi dini obesitas sangat penting karena obesitas bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan.

"Dampak obesitas ini bisa klinis, psikologis, dan menjadi masalah ekonomi. Obesitas bisa menjadi diabetes tipe 2, dislipidemia, LDL tinggi, bisa terjadi kanker, mood disorder, heart disease, hipertensi...," katanya.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan, angka kasus obesitas di Indonesia meningkat dari 10,5 persen pada 2007 menjadi 21,8 persen pada 2018.

Guna mengatasi masalah obesitas, Eva mengatakan, pemerintah antara lain menggiatkan penyuluhan kesehatan, meningkatkan pelayanan deteksi dini, dan memudahkan akses masyarakat ke fasilitas pelayanan kesehatan.

Pemerintah juga mengampanyekan penerapan pola hidup sehat serta mengeluarkan pedoman makan Isi Piringku.

Pedoman Isi Piringku mencakup konsumsi makanan bergizi seimbang dengan mengatur proporsi makanan yang dikonsumsi. Caranya, setengah piring diisi sayur dan buah dan setengah lagi diisi makanan pokok dan lauk pauk.

Isi Piringku juga memuat ajakan untuk mengonsumsi delapan gelas air setiap hari, melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari, dan mencuci tangan menggunakan air dan sabun sebelum dan setelah makan. 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home