Loading...
RELIGI
Penulis: Sabar Subekti 00:01 WIB | Kamis, 27 Oktober 2016

DGD Gabung Komunitas Biru, Tolak Air Minum Kemasan

DGD Gabung Komunitas Biru, Tolak Air Minum Kemasan
Air merupakan kebutuhan vital bagi kehidupan, dan dunia tengah menghadapi krisis air yang serius. (Foto: dok./un.org)
DGD Gabung Komunitas Biru, Tolak Air Minum Kemasan
Maude Barlow, salah satu pendiri Projek Planet Biru, pada hari Selasa (25/10) menyerahkan "sertifikat komunitas biru" kepada Sekjen DGD, Dr. Olav Fykse Tveit, di Ecumenical Centre, Jenewa. (Foto: WCC)

JENEWA, SATUHARAPAN.COM - Dewan Gereja-gereja Dunia (DGD) bergabung dalam Projek Planet Biru (The Blue Planet Project) dengan menolak mengkonsumsi air minum kemasan, seperti dilaporkan ditus DGD, hari Rabu (26/10).

Maude Barlow, salah satu pendiri Projek Planet Biru, pada hari Selasa (25/10) menyerahkan "sertifikat komunitas biru" kepada Sekjen DGD, Dr. Olav Fykse Tveit di Ecumenical Centre, Jenewa.

Barlow yang juga Ketua Dewan Kanada dan Ketua Pemantau Air dan Makanan yang berbasis di Washington, Amerika Serikat, menyerukan umat manusia untuk bergabung dalam melindungi warisan air bumi dan berbagi dengan lebih setara.

Dalam sambutannya Tveit mengatakan, "Kami ingin memimpin dengan keteladanan . Kami ingin menjadi anggota komunitas ini, dengan program yang tidak hanya berbicara, tetapi juga melakukan. Mari kita peduli mulai hari ini pada anugerah dari Tuhan ini."

Air dan Keadilan

Barlow mengutip laporan Jaringan Ekumenis untuk Air (Ecumenical Water Network /EWN) DGD pada Agustus 2015 yang disebutnya sebagai ungkapan pikiran dengan sempurna.

Di antara masalah yang paling penting dari keadilan dan perdamaian yang merupakan isu kritis dari keadilan ekologi adalah hubungan yang benar kita sebagai orang beriman dengan ciptaan Tuhan dan sesama, mengingat saling ketergantungan kita dan integritas ekologi bumi.

"Melindungi air dan menjamin distribusi yang adil dari sumber daya yang memberi kehidupan ini adalah di antara yang paling penting dari masalah keadilan ekologi," kata dia.

Warga dunia dari Palestina, Yordania, Israel, India, Swedia, Kanada dan Swiss membaca pesan dukungan itu dan menyerukan tindakan serupa melalui percakapan Skype.

Sekelompok anak-anak secara simbolis menolah air kemasan dalam botol dalam  penampilan paduan suara yang menyanyikan lagu, "Terima kasih, Tuhan untuk air dan kehidupan."

Kematian Akibat Krisis Air

Barlow menegaskan, "Percaya atau tidak, kita menghadapi krisis air." Dan dia memperingatkan dunia yang menghadapi kehilangan akses pada air. Menurut laporan PBB pada Hari Air Dunia 2016, disebutkan bahwa permintaan air meningkat 55 persen dalam 15 tahun ke depan. Pada saat itu, sumber daya air hanya akan mampu memenuhi 60 persen kebutuhan dunia.

Disebutkan krisis akses pada air tidak hanya  Afrika, India, Timur Tengah dan Australia yang berada dalam krisis air, tetapi juga di negara-negara "kaya air", seperti Kanada, kata pendiri Blue Planet Project itu.

Dia menyebutkan Tiongkok di mana sejak tahun 1990 lebih dari setengah dari jumlah sungai di sana telah menghilang. Brasil menghadapi kekeringan besar karena kehancuran hutan Amazon.

"Kurangnya air bersih membunuh lebih banyak anak daripada semua bentuk kekerasan, termasuk perang," kata Barlow.

Menolak Air Minum Kemasan

Tveit menjelaskan bahwa tiga kriteria dasar untuk menjadi anggota komunitas biru adalah: (1) mengakui air dalam hak asasi manusia; (2) mengatakan "tidak" untuk penjualan air minum kemasan di tempat-tempat di mana air keran aman untuk diminum; dan (3) mempromosikan pelayanan air minum dan pengolahan air limbah yang didanai, dimiliki dan dioperasikan oleh masyarakat.

Menurut Tveit, selama dekade terakhir, melalui EWN, DGD menyuarakan komunitas agama dalam dalam wacana global mengenai hak asasi manusia, air dan sanitasi, dan bekerja sama dengan mekanisme PBB yang berkaitan dengan hak atas air.

Untuk isu itu, Dewan Gereja Dunia juga telah bekerja sama dengan Gereja Katolik Roma dan gereja-gereja lain yang bukan anggota WCC.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home