Loading...
RELIGI
Penulis: Reporter Satuharapan 20:25 WIB | Minggu, 30 Juni 2013

Diakonia Transformatif : Bukan di Gereja-gereja, Tetapi di Masyarakat

Diakonia Transformatif : Bukan di Gereja-gereja, Tetapi di Masyarakat
Gereja bukan sekedar gedung tapi didalamnya harus ada diakonia (foto : jingga-senja.blogspot.com).
Diakonia Transformatif : Bukan di Gereja-gereja, Tetapi di Masyarakat
Suasana Diskusi Diakonia Transformatif di GKI Kwitang.
Diakonia Transformatif : Bukan di Gereja-gereja, Tetapi di Masyarakat
Pdt. Yosef Widyaatmadja.

JAKARTA, SATU HARAPAN.COM – Diakonia transformatif merupakan sebuah sikap di mana seseorang itu mengubah keegoisan manusia menjadi lebih peduli terhadap lingkungan sekitar. Seperti yang diungkap oleh Pdt. Em.Josef Purnawa Widyatmadja,M.Th dalam seminar yang bertemakan “ Diakonia Transformatif: Tantangan dan Panggilan Gereja di Era Globalisasi,” Sabtu (29/6).

Dalam hal ini ada tiga bentuk diakonia, antara lain diakonia karitatif, diakonia reformatif. Diakonia transformatif. Diakonia karitatif adalah model diakonia yang secara tradisional dilakukan oleh beberapa gereja sampai saat ini.

Diakonia reformatif ini lebih menekankan pada aspek pembangunan, pendekatan yang dilakukan adalah dengan community development, seperti pembangunan pusat kesehatan, penyuluhan, bimas, dan koperasi.

 Sedangkan diakonia transformatif bukan berarti sekadar memberi makan, minum, pakaian, pembangunan, dan seterusnya, namun bagaimana bersama masyarakat memperjuangkan hak-hak hidup seperti hak makan, minum, pakaian, nafas, kerja, lingkungan yang sehat, yang telah hilang karena dirampas oleh pihak lain atau yang menindas.

Dalam melakukan diakonia itu harus dibingkai dengan Kasih Kristus. Dalam pelaksanaan diakonia transformatif bisa dimulai dari diri sendiri. Menurut Pdt. Josef, diakonia transformatif bukan hanya dilakukan di gereja-gereja tetapi bisa dilakukan di lingkungan masyarakat.

“Diakonia itu sebuah sikap di mana kita tidak memikirkan untung dan rugi tetapi lebih kepada gerakan yang didasari ketulusan,” ujar Pdt. Josef.

“Orang yang mau berdiakonia atau melayani sesama adalah orang yang mau dipimpin oleh Roh kudus, “tambahnya.

Diakonia bukan hanya sekadar memberi ikan (karitatif/ sementara) atau sekadar memberi pancing (memberikan modal) tetapi memberdayakan sumber daya manusianya.

Dalam hal ini dibutuhkan peran gereja dalam melaksanakan gerakan diakonia transformatif tersebut. Pada hakikatnya gereja bukan sekadar gedung tetapi di sana ada gerakan pelayanan (diakonia). Gereja ada untuk orang lain, maksudnya berakar dalam Kristus dan berbuah di tengah dunia. Gereja bertumbuh bukan buat diri sendiri tetapi ada buat orang lain,“ ujar Pdt. Josef.

Peranan gereja harus ada peran diakonianya di sana. “Gereja bisa hidup tanpa gedung tapi tak bisa hidup tanpa diakonia,” ujar Pdt. Josef

Untuk itu gereja diharapkan dapat melakukan misi mewujudkan manusia dan bumi baru hal itu dapat diwujudkan dengan menjalankan tiga fungsi gereja. Gereja sebagai tempat persekutuan atau solidaritas (koinonia), pemberitaan firman serta pelayanan kasih (diakonia).

 

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home