Loading...
HAM
Penulis: Sabar Subekti 07:36 WIB | Jumat, 02 Juli 2021

Ditemukan Lagi 182 Kuburan Diduga Penduduk Asli Kanada

Radar penembus tanah merekam apa yang diyakini sebagai 751 kuburan tak bertanda di dekat pekarangan bekas Sekolah Perumahan Indian Marieval di Cowessess First Nation, Saskatchewan, hari Sabtu (26/6). (Foto: dok.Mark Taylor/The Pers Kanada via AP)

OTTAWA, SATUHARAPAN.COM-Sebanyak 182 kuburan tak bertanda lainnya telah ditemukan di sekolah perumahan penduduk asli ketiga di Kanada, sebuah suku lokal mengumumkan hari Rabu (30/6), menyusul dua penemuan serupa yang berjumlah ratusan penguburan.

Para ahli menggunakan pemetaan radar penembus tanah untuk menemukan apa yang diyakini sebagai sisa-sisa murid berusia tujuh hingga 15 tahun di bekas Sekolah Misi St Eugene dekat Cranbrook, British Columbia, kata warga asli Kootenay Bawah, dalam sebuah pernyataan.

Perkembangan suram mengikuti penemuan sisa-sisa 215 anak-anak di kuburan tak bertanda di bekas Sekolah Perumahan Indian Kamloops di British Columbia pada bulan Mei, dan 751 kuburan tak bertanda lainnya di sekolah lain di Marieval di Saskatchewan pekan lalu.

Warga Kootenay Bawah mengatakan pencarian di situs Cranbrook, di mana Gereja Katolik mengoperasikan sebuah sekolah atas nama pemerintah federal dari tahun 1912 hingga awal 1970-an, dimulai tahun lalu.

Beberapa kuburan itu sedalam tiga sampai empat kaki, katanya. Mereka diyakini sebagai sisa-sisa anggota suku bangsa Ktunaxa, yang meliputi Kootenay Bawah, dan komunitas adat tetangga lainnya.

Sampai tahun 1990-an, sekitar 150.000 anak muda Indian, Inuit dan Metis secara paksa terdaftar di 139 sekolah perumahan ini, di mana para siswa dilecehkan secara fisik dan seksual oleh kepala sekolah dan guru yang melucuti budaya dan bahasa mereka.

Lebih dari 4.000 anak meninggal karena penyakit dan penelantaran di sekolah, menurut komisi penyelidikan yang menyimpulkan Kanada telah melakukan “genosida budaya.”

Hari Jumat lalu, Perdana Menteri Kanad, Justin Trudeau, meminta maaf atas "kebijakan pemerintah yang berbahaya" dari asimilasi pribumi. (AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home