Loading...
FOTO
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 19:32 WIB | Senin, 21 Agustus 2017

Djogjantique Day: Hand in Hand Maintain Common Sense

Djogjantique Day: Hand in Hand Maintain Common Sense
Motor antik bermerk BSA yang masih terawat turut dalam Djogjantique Day (DaD) 2017 di Pasar Seni Gabusan Jalan Parangtritis Km 9,5 Bantul, 18-19 Agustus 2017. (Foto-foto: Moh. Jauhar al-Hakimi)
Djogjantique Day: Hand in Hand Maintain Common Sense
Ketua pelaksana Djogjantique Day (DaD) 2017 Novrian Sandro (bertopi) menyerahkan piala kepada juara kirab motor antik, Sabtu (19/8) malam.
Djogjantique Day: Hand in Hand Maintain Common Sense
Suasana lapak aksesori-spareparts motor tua di Djogja Antique Day 2017.
Djogjantique Day: Hand in Hand Maintain Common Sense
Salah satu tenant yang menyediakan aksesoris motor tua/antik.
Djogjantique Day: Hand in Hand Maintain Common Sense
Penampilan grup musik Semendelic pada penutupan Djogja Antique Day 2017.
Djogjantique Day: Hand in Hand Maintain Common Sense
Penampilan Jogja Hiphop Foundation diantara pengunjung Djogja Antique Day 2017.

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Selama dua hari penyelenggaraan di Pasar Seni Gabusan Bantul 18-19 Agustus 2017, Djogjantique Day (DaD) 2017 bertema "Gayeng Regeng" yang dihelat sebagai rangkaian acara ulang tahun Motor Antique Club (MAC) Yogyakarta dihadiri tidak kurang 12.800-an orang dari berbagai kota.

Acara dimulai dengan kirab/pawai melibatkan peserta dimulai dari Pasar Seni Gabusan-Perempatan Tembi/Jalan Parangtritis-Pertigaan Cepit/Jalan Bantul-Perempatan Manding-dan berakhir di Pasar Seni Gabusan menampilkan kostum disesuaikan tema motor menurut tahun, peristiwa-peristiwa yang menyertai, serta kreativitas lainnya. Dalam kirab disesuaikan dengan era motor klasik yakni Vintage (1900 – 1930), Classic (1931 – 1945), Post War (1946 – 1953), Golden Era (1954 – 1973), Scooter & Japan Classic (<1959).

Acara pembukaan DaD 2017 dihadiri oleh Kapolda DI Yogyakarta Ahmad Dofiri, Jumat (18/8) siang yang memberikan wejangan tentang pentingnya berkendara yang aman (safety riding) untuk para bikers yang hadir. Berbagai merk motor antik dari berbagai tahun pembuatan hadir selama DaD 2017 mulai dari Ariel, BMW, BSA, DKW, Jawa, Triumph, HD, hingga motor antik dari produsen Jepang. Tercatat lebih 2.000 motor antik hadir dalam DaD 2017. Jumlah ini meningkat dari penyelenggaraan tahun sebelumnya yang berkisar 1.500-an motor antik.

Selama dua hari DaD 2017 silih berganti didatangi penggemar motor anti/tua dari berbagai komunitas dan kota. Hari pertama panggung utama dimeriahkan oleh penampilan grup musik Sri Redjeki dan Sawung Jabo yang datang bersama beberapa personil Sirkus Barock. Kehadiran Sawung Jabo menjadi hadiah spesial bagi pengunjung DaD 2017.

Hari kedua penyelenggaraan DaD 2017 dimeriahkan beberapa event serta program edukasi. Malamnya Fire Dance membuka panggung dengan tarian api (fire dance) dilanjutkan dengan penampilan grup musik ballad yang beberapa pesonilnya dibesarkan oleh Sirkus Barock: Semendelic.

Bersama grup musik Prisoners, vokalis Powerslaves Heydi Ibrahim menghangatkan panggung DaD dengan beberapa lagu "Smoke on the Water" (Deep Purple), "Sweet Child o'mine", "Welcome to the Jungle" (Guns n Roses). Karakter suara cadas (rock) Heydi bisa keluar secara natural dengan lagu-lagu rock barat dibanding ketika dia membawakan lagu-lagu saat tergabung di grup Powerslaves. Pada lagu "Sweet child o'mine", lengkingan suara beberapa oktaf Heydi menjadi hiburan yang menyegarkan, pas dengan suasana deruman motor antik yang kadang lalu lalang membelah area penonton yang sepertinya di-setting panitia untuk mendapatkan nuansa dan kesan gelaran bagi para bikers motor antik.

Persaudaraan tanpa Batas

Pada hari kedua keberuntungan menghampiri seorang penonton asal Kecamatan Srandakan-Bantul yang datang membonceng temannya dan mendapatkan doorprize sebuah V-Twin Buell Engine. Mesin yang diproduksi oleh salah satu eks-engineer Harley Davidson Erik Buell menjadi incaran banyak pengunjung Sabtu (19/8)malam.  Mesin motor berkonfigurasi V bertenaga diatas 100 tenaga kuda tentu menjadi mimpi banyak pecinta motor antik. Sebuah doorpize yang indah dari semangat persaudaraan.

Ketua pelaksana Djogjantique Day (DaD) 2017 Novrian "Ian" Sandro kepada satuharapan.com Sabtu (19/8) malam menjelaskan bahwa adanya Djogjantique Day yang terus diupayakan digelar setiap tahun memberi kesempatan perjumpaan para bikers, pecinta motor antik, serta masyarakat luas dalam suasana persaudaraan (brotherhood) tanpa batas. Selain itu, harapannya DaD bisa memberikan manfaat ekonomi bagi seluruh pelaku ekonomi baik selama berlangsungnya acara maupun setelahnya.

"Kita tidak menghitung perputaran ekonomi yang ada. Namun selama acara tenant yang terlibat banyak diuntungkan dari transaksi yang terjadi. Booth merchandise banyak diserbu komunitas bikers dari Yogyakarta dan luar. Begitupun dengan lapak yang menjual spare-parts dan asesories motor antik. Djogjantique Day adalah ajang kumpul penggemar, pemerhati, dan pecinta motor tua. Tempat bertemunya anggota komunitas motor dengan masyarakat luas." kata Ian.

Dalam catatan satuharapan.com, salah satu booth merchandise yang menyediakan cinderamata berbahan kayu dengan gambar-gambar motor vintage cukup banyak peminatnya.

"Dalam dua hari menjual merchandise di sini (DaD 2017), pemasukan kami lebih besar dibanding saat kami berjualan di Pekan Raya Jakarta yang kami ikuti beberapa waktu lalu." kata Reno pengelola Arthur craft.

Setelah beberapa waktu lalu membuka panggung Pasar Seni FKY 29|2017, Jogja Hiphop Foundation menutup panggung DaD 2017 dengan tujuh lagu diantaranya "Sedulur". Sebuah lagu yang menjadi gambaran semangat brotherhood diantara para bikers. Di Djogjantique Day sebuah suasana menyatunya kerukunan, keberagaman, tanpa sekat terbangun.

Jika dalam sepakbola kita masih mengenal istilah sepakbola tanpa batas (soccer without borders), dalam dunia para bikers tanah air ini sudah berlangsung cukup lama hingga saat ini. Jika tidak percaya, cobalah sesekali mengendarai scooter Vespa tahun 1960-an. Menepi dan berhentilah berteduh di ruas Jalan Solo,  Jalan Wates, ataupun ruas jalan manapun di seluruh Indonesia. Percayalah, Anda akan menjumpai hal tak terduga dihampiri pengendara sepeda motor lainnya dengan sebuah pertanyaan tulus: "motornya mogok? ada yang bisa dibantu?". Pertanyaan tersebut hampir selalu menghampiri pengendara motor tua yang sedang beristirahat di pinggir jalan. Sebuah pertanyaan "mewah" diantara hubungan elemen bangsa yang hari-hari ini dpenuhi dengan prasangka, kebencian, dan permusuhan.

Begitulah persaudaraan diantara bikers motor antik dibangun. Sebuah persaudaraan tanpa batas, sebagaimana lirik lagu "Sedulur" dari Jogja Hiphop Foundation: "...Awake dewe kabeh sedulur|Nyawiji siji ing guyub lan rukun|Tansah ngajeni lan ngopeni|Gugur gunung hanjaga pakerti..."

Kita semua bersaudara | Bersatu dalam kerukunan|saling menghormati dan merawat | Bekerjasama menjaga akal sehat.

We are all brothers | Unity in harmony | Respecting and caring each others | Hand in hand maintain common sense.

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home