Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 12:41 WIB | Senin, 15 Juni 2015

Dua Cagar Biosfer Baru Indonesia Dikukuhkan UNESCO

Ilustrasi: kawasan gunung Bromo. (Foto: kemendagri.go.id)

PARIS, SATUHARAPAN.COM  - Dikukuhkannya dua cagar biosfer Indonesia pada sidang ke-27 International Coordinating Council (ICC) Man and the Biosphere (MAB) United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO), patut mendapatkan apresiasi tinggi. Capaian prestasi Indonesia tersebut diperoleh pada sidang yang digelar tanggal (8/6- 13/6) di kantor pusat UNESCO Paris, Prancis.

Kedua cagar biosfer baru Indonesia yang dikukuhkan itu adalah Cagar Biosfer Bromo Tengger Semeru-Arjuna, Provinsi Jawa Timur dan Cagar Biosfer Taka Bonerate-Kepulauan Selayar, Provinsi Sulawesi Selatan.

Pengusulan Cagar Biosfer Bromo Tengger Semeru-Arjuna dilakukan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur dan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Sedangkan, pengusulan Cagar Biosfer Taka Bonerate-Kepulauan Selayar dilaksanakan Taman Nasional Taka Bonerate dan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar.

Sementara itu, motor utama dari semua pencapaian prestasi tersebut adalah Lembaga Ilmu Pegetahuan Indonesia (LIPI), melalui Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati (IPH) sebagai Ketua Komite Nasional Man and Biosphere program (MAB Program) UNESCO Indonesia. LIPI pun bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar untuk mencapainya.

Deputi IPH LIPI, Prof Dr Enny Sudarmonowati menjelaskan, dua cagar biosfer baru Indonesia dikukuhkan bersamaan dengan pengukuhan 16 cagar biosfer lain dari berbagai belahan dunia. Di antaranya, Argentina, Bolivia, Ethiopia, Honduras, Iran, Italia, Kazakhstan, Meksiko, Myanmar, Afrika Selatan, Spanyol, Portugal, dan Vietnam.

“Dengan pengukuhan kali ini, Indonesia kini memiliki 10 cagar biosfer yang menjadi bagian dari World Network of Biosphere Reserves,” kata Enny belum lama ini.

Kesepuluh cagar biosfer itu adalah Cagar Biosfer Cibodas, Cagar Biosfer Komodo, Cagar Biosfer Tanjung Puting, Cagar Biosger Lore Lindu, Cagar Biosfer Pulau Siberut, Cagar Biosfer Gunung Leuser, Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu, Cagar Biosfer Wakatobi, Cagar Biosfer Bromo-Tengger-Semeru-Arjuno, dan Cagar Biosfer Taka Bonerate-Kepulauan Selayar.

Enny menambahkan, luas area inti dari 10 cagar biosfer tersebut 3.042.646,62 hektare dengan didukung luas area penyangga 4.553.397,84 hektare, dan luas area transisi 9.346.570,04 hektare. “Bila dijumlahkan luas kawasan cagar biosfer yang kita miliki sekarang menjadi 16.942.614,98 hektare yang meliputi kawasan daratan, pantai, pesisir dan ekosistem,” katanya.

Sebagai informasi, konsep cagar biosfer sendiri telah digagas oleh UNESCO sejak 1971. Jumlah cagar biosfer di seluruh dunia yang telah dikukuhkan saat ini mencapai 647 kawasan di 120 negara di dunia. (lipi.go.id)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home