Loading...
DUNIA
Penulis: Dewasasri M Wardani 11:00 WIB | Kamis, 16 Juli 2015

Dua Miliar Manusia di Bumi Kelaparan

Ilustrasi anak-anak Liberia Afrika yang kelaparan menanti makanan. (Foto: dailymail.co.uk)

SATUHARAPAN.COM - Dua miliar manusia di Bumi, menderita kelaparan terselubung alias kurang gizi. Perang saudara, pengusiran dan pengungsian berdampak dramatis pada situasi pangan global.

Sedikitnya 800 juta manusia di 16 negara menderita kelaparan serius. Tambahan lagi sekitar 2 miliar lainnya di seluruh dunia menderita kurang gizi, sebuah bentuk kelaparan yang tidak kasat mata. Demikian laporan indeks kelaparan tahun 2014 dari organisasi bantuan pangan Jerman "Welthungerhilfe".

Parameter terpenting penentu indeks kelaparan adalah, tingkat kematian balita, jumlah balita kurang gizi dengan bobot kurang dari normal serta persentase orang yang kekurangan gizi dari seluruh populasi warga.

Penyebab utama kelaparan adalah, kemiskinan yang diperparah oleh konflik bersenjata lokal maupun regional.

"Konflik seperti di Suriah dan Irak serta Sudan Selatan, makin memperparah situasi kurang pangan di negara-negara bersangkutan," kata Bärbel Dieckmann, presiden Welthungerhilfe.

Pengungsi menghadapi ancaman bahaya lebih tinggi, untuk mengalami kekurangan pangan atau penyakit.

Irak yang dilanda konflik berkepanjangan, menunjukkan penurunan kualitas drastis, menempati posisi kedua terbawah indeks kelaparan dunia.

Aksi kekerasan yang terus berlanjut, jumlah pengungsi domestik yang terus meningkat ditambah arus pengungsi dari Suriah, menyebabkan kuota warga kelaparan dan kurang gizi di Irak berlipat dua dibanding indeks tahun 1990.

Kemiskinan di Amerika Serikat, negara ekonomi terbesar sedunia, tetap tidak bisa diberantas, 50 tahun setelah Presiden Lyndon Johnson mencanangkan perang melawan kemiskinan dalam pidato nasional tanggal 8 Januari 1964.

Wabah penyakit ebola, yang melanda beberapa negara di Afrika Barat seperti Sierra Leone dan Liberia,  juga diramalkan akan memperburuk penyediaan pangan dan meningkatkan ancaman bahaya kelaparan di bulan-bulan mendatang.

Selain melaporkan ramalan suram serta naiknya indeks kelaparan di sejumlah negara berkembang, Welthungerhilfe juga mencatat kemajuan positif di sejumlah negara berkembang lainnya.

Walaupun jumlah warga kelaparan tidak turun secepat yang diharapkan, namun terlihat kemajuan amat bagus di 26 negara.

Laporan Welthungerhilfe menyebutkan, terhitung sejak 1990, indeks kelaparan di negara-negara berkembang secara keseluruhan turun sekitar 39 persen. Negara-negara seperti Thailand, Vietnam, Kamboja, Brazil, Ghana, Peru, Angola dan Benin bahkan menunjukan prestasi sangat bagus, indeks kelaparan negara-negara ini turun lebih dari 50 persen.

Namun , melihat kenyataan bahwa 2,8 miliar orang menderita kelaparan serius atau kurang gizi parah, organisasi bantuan pangan Jerman itu menyerukan perang melawan kelaparan di abad ke 21 harus dipacu dengan segala cara, termasuk program politik yang menunjang.

"Dunia harus bekerjasama makin erat untuk mengatasi tantangan, dengan keberanian dan solidaritas," kata presiden Welthungerhilfe.

Welthungerhilfe yang didirikan 1962 itu, sejauh ini telah membiayai 7.350 proyek penanggulangan kelaparan dan kemiskinan di 70 negara, dan telah mengucurkan bantuan senilai 2,66 miliar Euro. (dw.com)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home